CIREBON, (cirebonbagus.id).- Warga kesultanan Cirebon tetap bersikeras menolak penobatan Sultan Kasepuhan, Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin.
Hal tersebut disampaikan Ratu Mawar Kartina di rumah kediaman Elang Mas Upi Supriadi di Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon, Minggu (30/8/2020).
Sebelumnya, Ratu Mawar sempat memasuki Bangsal Prabayaksa bersama Elang Mas Upi Supriadi dan menyatakan penolakan Jumenengan ketika prosesi tersebut berlangsung.
Menurut Ratu Mawar, PRA Luqman Zulkaedin bukan merupakan nasab dari Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Jadi yang berhak adalah keturunan yang senasab dengan Sunan Gunung Jati.
“Yang langsung dari Syekh Syarif Hidayatullah itu terputus sampai sultan yang kelima atau Sultan Matangaji,” ujarnya.
Pihaknya menyatakan, momentum saat ini merupakan situasi yang tepat. Karena pihaknya tidak bisa menerima lagi bahwa bukan yang trah Kanjeng Sunan Gunung Jati menduduki Keraton Kasepuhan.
“Gejolak seperti ini bukan pertama kali, pernah terjadi tahun 1958 yang tidak terekspos karena kondisi politis,” ungkapnya.
Selanjutnya pihaknya akan melakukan pelaporan kepada pihak kepolisian terkait kejadian saat ini. Karena menurutnya pihak keluarga besar kesultanan cirebon, pesantren-pesantren, dan trah nasab Sunan Gunung Jati tidak diperbolehkan masuk ke rumah sendiri.
“Kita sudah datang baik-baik, tapi tidak diakomodasi, jadi ini jalan yang akan kita tempuh untuk menyampaikan kebenaran,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, proses Jumenengan PRA Luqman Zulkaedin menjadi Sultan Sepuh XV, menggantikan ayahnya Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat yang meninggal pada Rabu (22/7/2020), ditandai dengan diberikannya keris Sunan Gunung Jati oleh salah seorang raja kepada PRA Luqman Zulkaedin berjalan lancar. (Josa/CIBA)