CIREBON, (cirebonbagus.id).- Penggunaan bahasa bebasan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Kota Cirebon saat ini sulit dijumpai, padahal bahasa bebasan itu merupakan salah satu identitas yang dimiliki Kota Cirebon.
Hal tersebut mengundang keprihatinan berbagai pihak, khususnya para pemerhati budaya yang ada di Kota Cirebon.
Keraton Kacirebonan pun bersama Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati, Anggota DPRD Kota Cirebon Cicip Awaludin menggelar acara yang bertajuk Cacarakan yang digelar di ruang prabayaksa Keraton Kacirebonan, Minggu (23/12/2020).
“Kami berinisiatif mengadakan diskusi Cacarakan ini untuk mengajak semua masyarakat Kota Cirebon peduli serta mengetahui Cacarakan. Sebab sekarang sudah terlenakan dan menganggap tak penting, padahal penting,” ujar Sultan Kacirebonan Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat saat ditemui seusai acara diskusi.
Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat menambahkan, Cacarakan sangat penting karena dengan memahami Cacarakan itu bisa mengungkap sebuah ilmu yang dijelaskan dengan bahasa bebasan.
Di samping itu, menurutnya, Cacarakan merupakan suatu produk kearifan lokal budaya yang perlu dilestarikan.
“Saya khawatir kalau kita tidak peduli, Cacarakan akan semakin pudar. Walaupun saat ini sudah ada di muatan lokal di SD tapi itu sangat sedikit sekali,” ujarnya.
Untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin belajar Carakan, Pangeran Raja Abdulgani Natadiningrat berencana akan membuat sebuah sanggar di lingkungan Keraton Kacirebonan. Sanggar tersebut nantinya bisa digunakan sebagai tempat belajar Cacarakan. Dirinya juga mengajak masyarakat turut serta melestarikan budaya dengan belajar Cacarakan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Fitria Pamungkaswati sangat mendukung acara yang digagas oleh Keraton Kacirebonan ini. Sebab, menurutnya, saat ini sangat sedikit sekali masyarakat yang menggunakan bebasan.
“Kegiatan diskusi Cacarakan ataupun jawa kuno atau biasa yang saya sebut bebasan ini sangatlah bagus. Karena baru kali ini acara diskusi Cacarakan ataupun bebasan diselenggarakan,” tutur Fitria Pamungkaswati didampingi Cicip Awaludin.
Fitria juga berharap, Pemerintah Kota Cirebon bisa bergandengan tangan dengan keraton dalam melestarikan budaya yang saat ini hampir punah.
Sebab, menurut Fitria, saat ini generasi muda di Kota Cirebon banyak yang tidak mengenal mengenai bebasan, kebanyakan generasi muda sekarang hanya mengenal Bahasa Cirebon yang kasar dan itu membuat Fitria merasa prihatin dengan kondisi saat ini.
“Saya harap Dinas Pendidikan bisa memberikan pelajaran-pelajaran Bahasa Cirebon,” tuturnya.
Acara tersebut dihadiri pula oleh para seniman dan juga dari Dinas Kearsipan Kota Cirebon. Dinas Pendidikan Kota Cirebon yang diundang untuk turut serta dalam acara diskusi Cacarakan ini tidak ada satupun pejabatnya yang hadir.
Hal tersebut membuat kecewa Fitria Pamungkaswati. Sebab, menurutnya, Dinas Pendidikan punya peranan penting di dalam memberikan pembelajaran Bahasa Cirebon terhadap anak-anak didiknya.
“Saya sangat kecewa, Dinas Pendidikan tidak ada yang datang. Ini merupakan hal yang urgen karena kita bersama-sama membahas Kota Cirebon ke depan, khususnya budaya. Sehingga generasi muda ke depan tidak melupakan bahasa yang dipunyai oleh Kota Cirebon ” pungkasnya. (Robi/CIBA)