CIREBON, (CB).-
Untuk mengantisipasi Bencana alam yang kerap terjadi diwilayah Kabupaten Cirebon, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), melakukan penyusunan dokumen rencana kontinjensi menghadapi bencana banjir di salah satu Hotel di Kec.Kedawung, Kab.Cirebon, Selasa (24/9/2019).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra, mengatakan, acara ini untuk penyusunan dokumen yang dilakukan bila nanti terjadi bencana banjir di wilayah Kabupaten Cirebon.
“Nantinya pemerintah tidak ragu melakukan tindakan. Penindakan tepat dan sesuai saat ada bencana. Sehingga dengan mudah berlakukan status siaga darurat,” ujarnya.
Adapun daerah yang rawan bencana tanah longsor dan tanah bergerak di Kabupaten Cirebon yakni meliputi, Kecamatan Dukupuntang, Sumber, Gempol, Sedong, Greged, dan Ciwaringin.
Sedangkan daerah yang rawan bencana banjir di Kabupaten Cirebon yakni ada 23 kecamatan seperti , Kecamatan Ciledug, Pabedilan, Pasaleman, Gebang, Losari, Waled, Mundu, Lemahabang, Astanajapura, Pangenan, Gunungjati, Kedawung, Plumbon, Plered, Tengah Tani, Suranenggala, Kapetakan, Klangenan, Panguragan, Susukan, Gegesik, Ciwaringin, dan Jamblang.
Dadang menambahkan, banjir terparah di Kabupaten Cirebon terjadi pada tahun 2018 terjadi di 16 kecamatan, terutama di wilayah timur, karena tahun lalu terjadi bencana banjir bandang yang berdampak kepada ribuan orang.
“Bencana terparah yang terjadi pada 2018 membuat kami harus sigap. Kami terus koordinasi terutama dengan BBWS, beserta pihak terkait lainnya,” katanya.
Sedangkan menurut Sekda Kabupaten Cirebon, Rahmat Sutrisno, ada 23 kecamatan di Kabupaten Cirebon terdampak bencana banjir, salah satu penyebabnya yakni penurunan fungsi sungai.
“Telah terjadi penyempitan dan pendangkalan sungai dan serta curah hujan yang tinggi, sehingga air meluap ke permukiman warga. Kabupaten Cirebon juha seharusnya ada gerakan seperti di Bandung, yakni program Citarum Harum, di mana ada gerakan untuk mengembalikan fungsi sungai, sehingga bisa terbebas dari banjir,”tambahnya. (CB 07).