CIREBON, (cirebonbagus.id).- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, terus menekankan agar Desa Sitiwinangun, Kecamatan Jamblang tetap zero stunting. Maka, untuk memberikan pelayanan terpadu (Posyandu) yang lebih baik, telah dibangun gedungnya dan belum lama ini diresmikan.
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni mengatakan, Posyandu Mawar di blok Kebagusan Desa Sitiwinangun Kecamatan Jamblang ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, karena posyandu adalah dari masyarakat untuk masyarakat.
Menurutnya, Posyandu Mawar sudah sangat bagus. Sebab di wilayah Posyandu ini sudah zero stunting dan diharapkan ke depan harus tetap zero stunting dengan cara pencegahan.
Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada kepala desa setempat, karena telah care dengan masalah kesehatan. Namun sangat disayangkan desa ini belum Open Defecation Free (ODF) atau bebas BAB sembarangan. “Tapi janjinya Tahun 2020 akan jadi desa ODF,” kata Enny.
Ia melanjutkan, meskipun sudah zero stunting namun masih terdapat ibu hamil, tetapi para ibu hamil ini sudah diintervensi dengan cara diberikan PMT. “Dan jika melahirkan pun harus di tempat kesehatan ya, juga dalam waktu 1.000 hari pertama tetap harus diintervensi oleh puskesmas,” ungkap Enny.
Ke depannya, kata dia, Posyandu ini nanti akan dikontrol sebulan sekali oleh puskesmas setempat. “Diharapkan ke depan posyandu ini mandiri, sekarang baru purnama. Karena sudah memiliki gedung sendiri dan memiliki tabungan maka akan dapat mandiri. Kelebihan posyandu mandiri ialah tidak lagi ketergantungan pada desa lagi,” katanya.
Sementara itu, Kuwu Sitiwinangun Kecamatan Jamblang, Ratija Bratamenggala mengatakan, desanya kini telah memiliki 5 Posyandu yang tersebar di 5 dusun. Untuk anggaran tahun 2019 ini pihaknya mengalokasikan anggaran dana desa untuk pembangunan posyandu di dua titik, pertama di blok kebagusan dan satunya minggu depan sudah dapat dimulai dari APBD Provinsi yakni di blok sentul.
“Targetnya tiap blok ada posyandu, tahun 2020, dua titik lagi untuk pembangunan posyandu, kurang satu titik lagi, cuman hanya kendala pada masalah tanah, karena pembangunan gedung posyandu itu harus di tanah milik desa,” kata Ratija.
Terkait desanya yang belum bebas BAB sembarangan, Ratija mengaku, pihaknya ingin memberikan satu program yaitu dengan satu solusi. Apalah atinya jika pihaknya wacanakan bebas ODF namun solusinya tidak ada percuma.
“Kami akan mulai dengan bantuan jamban keluarga terlebih dahulu, tahun depan kita anggarkan jamban keluarga, baru kita deklarasi ODF. Targetnya tiap rumah tangga sesuai dengan kemampuan anggaran kita,” kata Ratija. (CIBA-05)