CIREBON, (CB).-
Jajaran Direksi PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon melakukan peninjauan proses perbaikan Bendung Karet yang berlokasi di Desa Babadan, Kecamatan Gunungjati, Rabu (18/9/2019).
Sebagai penerima manfaat dari pembangunan yang masih berlangsung tentunya berdampak positif bagi water treatment plant (WTP) atau pengolahan air baku di wilayah Babadan dalam menunjang pasokan air bagi pelanggan di wilayah Utara Kabupaten Cirebon.
“Kesempatan dalam melihat kondisi langsung proses perbaikan bendung karet yang selama ini menjadi kendala PDAM ketika kemarau air laut pasang dan bendung karet pecah. Alhamdulillah, upaya kami dari 2017 bahkan sampai ke tingkat kementerian bersama komisi II DPRD mengusulkan perbaikan dan di 2019 ini terealisasi,” kata Direktur Utama PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon, Suharyadi disela peninjauan.
Suharyadi menjelaskan, secara teknis dalam proses pembangunan mega proyek ada di Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC). Dalam hal ini, kata dia, PDAM hanya sebatas penerima manfaat dari pembangunan yang tengah berlangsung.
Menurutnya, momen penggarapan proyek dirasa tepat karena pembangunan bendung karet ini dilakukan saat musim kemarau. Sehingga ketika sebelum diperbaiki, pengelolaan air di WTP Babadan kerap terkendala pasang air laut yang masuk ke unit produksi.
“Sebelum diperbaiki, air laut yang diolah terkontaminasi sehingga pelayanan di pelanggan kualitasnya tidak baik. Sehingga dengan kondisi itu tentunya kualitas air terus menurunkan. Bahkan , solusi sementara yang dilakukan yakni tarif kepada pelanggan diberlakukan kompensasi potongan sebesar 45 persen kepada yang terkenda dampak air asin,” katanya.
Sejak dibangunnya perbaikan Bendung Karet, kata Suharyadi, sudah hampir dua bulan kondisi air pelayanan dari WTP babadan kembai normal lagi. Karena posisi bendung karet yang sudah diperbaiki dan tidak mengganggu pada unit pengolahan air.
“Per hari ini, progres bendung karet informasinya sudah 31 persen. Artinya kami melihat karena ini tanggung jawab BBWS, saya merasakan manfaatnya karena air laut sudah tidak masuk lagi,” katanya.
Suharyadi menjelaskan, meski pembangunan belum rampung sebelumnya terdapat dua kendala besar. Yaitu pelayanan yang tidak baik dan air laut masuk ke produksi yang menyebabkan banyak peralatan pompa yang berkarat. Tapi semua sudah normal lagi semenjak dilakukan perbaikan bendung karet.
“Untuk target sendiri menurut kepala balai bisa rampung di akhir Desember 2019. Tapi sekarang juga sudah tidak ada kendala, padahal progresnya baru 31 persen. Apalagi nanti kalau sudah 100 persen. Makanya kami sangat berterima kasih,” ungkapnya.
Suharyadi menambahkan, untuk jumlah pelanggan yang terkena dampak sebelum diberlakukannya perbaikan bendung karet ada sekitar 3. 000 pelanggan lebih. Karena saat ini kualitas pelayanan sudah normal lagi, maka manfaat dari pengelolaan air bisa lebih menambah jangkauan bagi pelanggan sambungan baru.
“Tentunya di WTP Babadan mempunyai SIPA surat izin pemanfaatan air 100 liter per detik dan baru dimanfaatkan 30-40 liter per detik. Jadi masih ada kapasitan menambah sambungan kepada pelanggan dengan jumlah sisa sekitar 60 liter per detik. Semoga kedepan kondisi ini bisa lebih baik lagi sesuai perhitungan,” paparnya. (CB-06)