CIREBON, (cirebonbagus.id).- Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon memastikan proses pembelajaran tatap muka (PTM) yang telah dilaksanakan dari tanggal 19 Agustus 2021 lalu berjalan lancar tanpa hambatan sedikitpun dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, H Denny Supdiana menyampaikan, pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Cirebon dilaksanakan atas dasar tindak lanjut dari surat edaran menteri tanggal 16 Agustus kemarin.
“Kita menindaklanjutinya dengan surat edaran kepala Dinas Pendidikan tanggal 19 Agustus. Disitu menyebutkan bahwa sekolah khusunya SD dan SMP sudah bisa melaksanakan tatap muka dengan syarat tetap 50 persen,” katanya, Senin (6/9/2021).
Adapun ketentuannya, kata dia, yang pertama adalah harus ada izin dari orang tua siswa, yang kedua harus hasil musyawarah dari komite, dan harus ada pembicaraan juga dengan satgas covid tingkat kecamatan sehingga PTM bisa dilaksanakan.
Sementara, penerapan protokol kesehatannya yakni, seperti biasa anak-anak atau siswa harus pakai masker, menjaga jarak diatur oleh sekolah. Dan 50 persen untuk pelaksanaan pendidikannya.
Misalnya, ada yang membagi kelas 1, 2, dan 3 hari Senin, Rabu, dan Jumat. Kelas selanjutnya itu hari Selasa, Kamis dan hari Sabtu kebanyakan begitu. Dan alhamdulillah dilaksanakan itu sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak ada masalah,” paparnya.
Meski demikian, pihaknya tak memungkiri diawal pelaksanaan terdapat beberapa kendala. Seperti halnya prasarana dan lingkungan yang belum tertata dengan baik.
“Seperti ada rumput dan segala macam, karena sudah lama ditinggalkan sekolah itu, sudah ditinggal oleh murid oleh guru,”katanya.
Namun, lanjut dia, pada intinya masyarakat khususnya orang tua siswa menyambut baik dengan adanya PTM ini. Karena ini adalah suatu harapan mereka.
Menurutnya, pembelajaran secara daring pun menjadi sebuah peringatan tersendiri bagi para orang tua, karena betapa banyaknya kendala dam permasalahan yang terjadi selama belajar dirumah.
Sehingga, betapa berperannya para guru untuk mendidik anak-anaknya yang selama ini mungkin kerap mendapatkan protes dari para orang tua siswa ketika guru bersikap sedikit keras terhadap buah hatinya.
“Sekarang menyadari ketika belajar dirumah banyak sekali kendala, banyak sekali permasalahan yang harus dilakukan dalam mendidik anak apalagi anak SD. Kemarin saja, ketika daring masih ada anak kelas 2 belum bisa baca. Karena mungkin pendidikan dirumahnya orang tua sibuk, akhirnya pendidikannya kurang maksimal,”ungkapnya. (Effendi/CIBA)