CIREBON, (cirebonbagus.id).- Masih belum jelasnya by name by addres lahan abadi untuk pertanian, pihak eksekutif diminta segera menguncinya. Sebab, jika tidak juga dikunci maka sangat riskan lahan pertanian di Kabupaten Cirebon tidak lagi aman.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, Yoga Setiawan meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon segera mengunci lahan abadi untuk pertanian, seluas 40 ribu hektare. Hal itu untuk mengamankan lahan pertanian yang saat ini mulai habis tergerus lahan industri dan perumahan.
“Perlunya mengunci lahan abadi karena untuk memperjelas di mana posisi sentra pertanian, di mana sentra industri. Masalahnya, ketika terbit pertimbangan teknis (Pertek) dari BPN, saat ini ada kegaduhan di kalangan pelaku industri terlebih kalangan pengembang perumahan,” kata Yoga, Kamis (27/2/2020).
Ia mengaku, pihaknya sudah sering kali menanyakan ke dinas terkait soal by name by addres lahan abadi yang ditetapkan, tetapi sampai saat ini tidak pernah diberikan. Karena di mata dia, selama ini belum dikunci dan ditentukan di mana saja lahan pertanian itu.
“Saya beberapa kali menanyakan ke dinas pertanian, di mana lokasi lahan abadi. Tapi jawabannya selalu ada tanpa mau memberikan data akurat,” kata Yoga.
Ia juga menyikapi penguncian lahan abadi berhubungan dengan persoalan Pertek BPN. Saat ini pihak BPN dan Pemkab Cirebon kembali akan mengadakan pertemuan, untuk menyelaraskan pembacaan peta. Selama ini, ada multi tafsir pembacaan peta, antara BPN dan Pemkab Cirebon.
Karena, peta BPN dan peta Pemkab nanti disinkronkan untuk menghindari multitafsir yang menjadi gejolak permaslahan Pertek BPN. Setelah semua sinkron, pihaknya akan menentukan posisi lahan abadi. Sehingga, nantinya, kalau sudah dikunci, tidak ada lahan sawah yang masuk lahan abadi bisa dijadikan industri.
“Saat ini Pemkab sedang menunggu keputusan gubernur terkait Pertek BPN. Namun kalau saja persoalan sinkronisasi pembacaan peta sudah final, persoalan Pertek tidak ada masalah. Justru akan memangkas birokrasi perizinan yang selama ini terkesan ribet,” katanya.
Pengusaha pun, lanjut Yoga, akan semakin mudah mengurus izin karena hanya melewati beberapa tahapan saja. Maka, pihaknya tidak mau kecolongan dan akan mengamankan lahan abadi. Jangan sampai lahan sawah malah berubah jadi lahan industri.
“Mudah mudahan masalah perizinan, ke depannya sejalan dengan BPN. Supaya tidak terjadi lagi permasalahan Pertek BPN yang terjadi sekarang dan imbasnya merugikan investor serta menghambat investasi,” ungkap Yoga. (CIBA-05)