CIREBON, (cirebonbagus.id).- Tercatat sebanyak empat kecamatan di wilayah timur Kabupaten Cirebon terendam banjir. Atas kejadian tersebut, ratusan rumah warga terendam akibat hujan besar yang berlangsung cukup lama. Keempat kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Pasaleman, Pabedilan, Ciledug dan Kecamatan Losari.
Berdasarkan data yang dihimpun hingga Senin (17/2/2020) sore, sejumlah lokasi di kawasan tersebut saat ini masih digenangi air akibat banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon pun mencatat, sekitar 500 rumah tergenang banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra menjelaskan, banjir yang melandas di empat kecamatan di Kabupaten Cirebon disebabkan karena intensitas curah hujan yang tinggi di Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Hujan tinggi itu membuat sejumlah sungai meluap dan membanjiri di wilayah hilir.
“Data sementara, ada 500 rumah warga yang terdampak banjir. Kami masih mendata korban dan sumber penyebab banjir yang melanda empat kecamatan ini,” ujar Dadang kepada sejumlah wartawan, Senin (17/2/2020).
Dia menjelaskan, air mulai menggenangi pemukiman rumah warga terutama di Desa Tanjung Anom Kecamatan Paseleman, Minggu (16/2/2020) dini hari. Kiriman air tersebut kemudian masuk ke Sungai Cijangkelok. Debit air yang meluber dari batas tinggi sungai mulai menggenang sepanjang pemukiman yang dilintasi.
Luapan Sungai Cijangkelok itu kemudian menabrak Sungai Cisanggarung. Kondisi itu membuat luapan Sungai Cisanggarung semakin besar, hingga menggenangi rumah-rumah warga di empat kecamatan di wilayah Timur Kabupaten Cirebon.
“Tadi malam, ketinggian air mencapai setinggi dada orang dewasa. Sebagian warga sudah dievakuasi ke tempat lebih aman di Desa Cilengkrang. Warga juga sebagian kembali ke rumah karena banjir sudah mulai surut,” ujar Dadang.
Dadang mengatakan, banjir di wilayah timur Kabupaten Cirebon itu disebabkan karena adanya kerusakan di enam pintu air di sepanjang Sungai Cisanggarung. Akibatnya, ketika air meluap debit air langsung menggenangi rumah-rumah warga yang dilalui sungai tersebut.
Faktor yang menyebabkan Sungai Cisanggarung dan Sungai Cijangkelok meluap adalah karena terdapat enam klep atau pintu air di sepanjang sungai tersebut mengalami kerusakan. Akibatnya, air sungai mengalir dan merendam rumah warga. Dua pintu air yang mengalami kerusakan itu berada di daerah Desa Jatiseeng Kecamatan Ciledug.
“Kami berharap, kerusakan ini bisa segera teratasi secepatnya. Kami menargetkan minggu depan masalah ini sudah selesai,” ujarnya.
Sementara itu, ratusan personel SAR gabungan pun diterjunkan ke lokasi bencana banjir. Tampak petugas kepolisian berusaha mengevakuasi warga dengan menggunakan perahu karet.
Kepolisian Resor Kota Cirebon pun mendirikan posko kesehatan bagi masyarakat korban terdampak banjir. Posko itu didirikan di Desa Babakan, Losari, Pabedilan dan Desa Cilengkrang Kecamatan Pesaleman.
Kapolresta Cirebon, Kombes Syahduddi mengatakan, posko itu didirikan bersama dengan petugas puskesmas setempat. Posko kesehatan itu menyediakan obat-obatan dan fasilitas pemeriksaan kesehatan bagi warga terdampak banjir. Warga yang datang rata-rata mengeluh sakit gatal-gatal, nyeri dan demam. Sebab, tak sedikit warga bertahan di rumah yang masih digenangi banjir.
“Kami menyediakan posko kesehatan untuk melayani warga yang terdampak banjir. Rata-rata mengeluh sakit demam dan gatal-gatal dalam musibah banjir ini,” kata Syahduddi.
Menurut dia, posko kesehatan itu bekerja sama dengan petugas kesehatan dari puskesmas setempat. “Di posko kesehatan itu disiagakan petugas medis dari Urkes Polresta Cirebon dan puskesmas,” katanya.
Ia mengatakan, sejumlah obat-obatan juga disediakan untuk masyarakat yang terdampak banjir. Karenanya, pihaknya mengimbau warga yang merasa sakit untuk segera memeriksakan dirinya ke posko kesehatan itu.
Selain di Desa Babakanlosari, posko kesehatan juga didirikan di Desa Cilengkrang, Kecamatan Paseleman, Kabupaten Cirebon. “Karena Desa Cilengkrang juga terdampak banjir cukup parah,” ujar M Syahduddi.
Menurut dia, sejumlah warga terdampak banjir mulai mendatangi posko kesehatan itu. Rata-rata sakit yang dikeluhkan warga ialah demam, nyeri, dan gatal-gatal. Pasalnya, mereka masih bertahan di rumahnya masing-masing meski masih terendam banjir. “Memang belum ada posko pengungsian karena warga masih bertahan di rumahnya,” paparnya. (CIBA-06)