CIREBON, (cirebonbagus.id).- Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan barang sisa kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah.
Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.
Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama.
Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis.
SD Negeri Kayuwalang, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon menggagas bank sampah sekolah. Tujuannya untuk menyadarkan siswa dan orang tua bahwa sampah rumah tangga dapat bernilai ekonomis dan bermanfaat.
Wakil Wali Kota Cirebon, Dra. Hj. Eti Herawati mengaku bangga dengan inisiatif SDN Kayuwalang yang mendirikan bank sampah sekolah. Hal ini patut ditiru sekolah lain. Sebab, edukasi dalam menjaga lingkungan harus dimulai sejak usia dini.
“SD Negeri Kayuwalang menjadi pelopor berdirinya bank sampah sekolah. Semoga dilakukan sekolah lain,” kata Eti usai meresmikan bank sampah di SDN Kayuwalang, Senin (27/2/2023).
Edukasi tentang manfaat sampah bagi siswa sekolah dasar perlu dilakukan. Agar ke depan mereka bisa memanfaatkan sampah dan menyadari pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Anak sekolah dasar diajarkan menjaga lingkungan dan mampu memanfaatkan sampah yang ada di lingkungannya,” katanya.
Dengan begitu, sambung Eti, lingkungan menjadi bersih dan terhindar dari kerusakan alam yang membawa bencana. Di sisi lain, hasil dari mengelola sampah bisa bernilai ekonomis, sehingga bisa pula untuk tambahan mencukupi kebutuhan sekolah.
“Menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan seluruh masyarakat,” ujar Eti.
Sementara itu, Kepala SDN Kayuwalang, Yunita Sovianti, S.Pd., mengatakan, pihaknya telah menyosialisasikan bank sampah sekolah kepada orang tua siswa. Seluruh orang tua siswa antusias dan sangat mendukung keberadaan bank sampah ini.
“Kami memberikan solusi kepada orang tua murid yang terkendala biaya untuk menunjang belajar siswa,” papar Yunita.
Bank sampah sekolah menggunakan sistem tabungan. Setiap siswa menabung sampah botol plastik rumah tangga. Uangnya akan disimpan sebagai kas siswa. Sehingga saat dibutuhkan, bisa menggunakan uang tersebut.
“Jadi saat ada keperluan pembiayaan bisa menggunakan uang kas hasil dari menabung sampah,” katanya. (Adv/CIBA)