CIREBON- Pelaksanaan pengelolaan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon kurang maksimal akibat sebagian serapan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak maksimal. Tidak kurang 20 persen dari dana BOS sebagian besar digunakan sekolah bukan untuk pengembangan pendidikan.
Demikian diungkapkan Koordinator USAID (Badan Pembangunan Internasional Amerika) Kabupaten Cirebon, Hidayatul Firdaus disela-sela Lokakarya Perencanaan Strategis Tingkat Jawa Barat di Hotel Swiss Bell, kemarin. Firdaus menyatakan disinyalir pungutan liar sebabkan serapan dana bantuan operasional sekolah, terutama di tingkat SD dan SMP di Kabupaten Cirebon, rata-rata tak optimal.
“Ini jelas menjadi kendala yang harus ditangani segera. Serapan kurang maksimal tentunya menjadi problem sebagian besar sekolah,” ungkap Firdaus.
Dampaknya, lanjut Firdaus kurang maksimal kegiatan peningkatan mutu pendidikan, di antaranya meliputi pelatihan-pelatihan bagi tenaga pendidik, yang banyak tak direalisasikan. Akibatnya, banyak keterampilan yang sejatinya dimiliki pendidik bermutu menjadi terabaikan.
Sejak 2013,kata Firdaus, USAID telah bermitra dengan 24 sekolah di Kabupaten Cirebon. Ke-24 sekolah itu terdiri dari 16 SD/MI dan delapan SMP/MTs. Untuk tenaga pendidik sendiri, ada sekitar 14 ribu guru tingkat SD dan SMP yang masih membutuhkan pelatihan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Asep Hilman saat di Cirebon menegaskan, guru-guru berusia muda sepatutnya memacu keprofesian diri melalui upaya tanpa henti. Mereka diminta meningkatkan daya abstraksi dan komitmennya.
“Setiap guru di Jabar, baik sekolah maupun madrasah, harus mengembangkan keprofesian diri dengan menumbuhkan soft skills, meliputi integritas, kecerdasan, inovasi, inisiatif, idealisme, kemandirian, empati, kesabaran, dan sifat positif lain,” tandasnya. (CB01)