CIREBON, (cirebonbagus.id).- Pemerintah Kabupaten Cirebon terus berupaya memutus arus persebaran virus Corona atau Covid-19 di wilayahnya. Salah satunya yakni pemeriksaan kesehatan massal (rapid test) oleh tim gugus tugas Covid-19 di Pusicov SOR Watubelah, Selasa (7/4/2020).
Kali ini, sebanyak 260 orang sudah mendaftarkan diri untuk dicek kondisi kesehatannya.
Juru bicara gugus tugas pencegahan Covid-19 Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana mengatakan, pengecekan massal kasus virus corona ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Setiap harinya, disediakan 90 orang untuk diperiksa di Pusicov SOR Watubelah.
Nanang mengatakan, di hari pertama pemeriksaan kesehatan ini hanya 28 orang yang hadir atau hanya 31,1 persen.
Menurutnya, selama tiga hari berturut-turut ke depan, kuota peserta yang disediakan 90 orang per hari.
Kendati demikian, masyarakat yang tidak hadir di hari pertama masih bisa ini masih bisa mengikuti pengecekan pada keesokan hari atau lusa.
“Dari 90 orang yang sudah mendaftar, hanya 28 orang yang hadir atau sekitar 31,1 persen saja. Bagi yang belum bisa datang ke sini, bisa besok atau lusa,” ujar Nanang.
Nanang memastikan, semua peserta yang mengikuti rapid tes di Pusat Penanganan Covid-19 SOR Watubelah ini hasilnya negatif. Sebanyak 28 orang yang sudah dites tim medis gugus tugas ini semuanya dalam kondisi sehat.
“Baru 28 orang saja yang hadir. Hasilnya, alhamdulillah semua negatif. Mereka dinyatakan sehat semua,” ujarnya.
Nanang menjelaskan, data peserta yang akan mengikuti pemeriksaan massal di Kabupaten Cirebon sudah ada 260 orang.
Mereka mendaftar melalui aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi Covid 19 Jabar (Pikobar). Para peserta tersebut akan diberi waktu selama tiga hari ke depan untuk mengikuti tahap pemeriksaan. Bila sampai tiga hari kesempatan itu tak kunjung digunakan, maka alat pemeriksaan akan digunakan untuk penanganan lainnya.
“Sampai hari ini, (peserta) setengahnya saja tidak sampai. Kami kasih kesempatan sampai Kamis nanti. Kalau masih belum melakukan pemeriksaan, alatnya akan kami pakai untuk kebutuhan penanganan Covid-19 yang lain,” ujar Nanang.
Perihal keunggulan aplikasi Pikobar yang diluncurkan Pemprov Jawa Barat, Nanang menjelaskan, aplikasi itu memiliki fitur pemeriksaan mandiri. Aplikasi itu membantu warga untuk menyampaikan gejala-gejala yang dialami untuk memastikan apakah terjangkit Covid-19 atau tidak.
Menurutnya, aplikasi Pikobar pun dilengkapi artificial intelligence (AI) yang membantu memberikan diagnosis awal, serta mengeluarkan saran rekomendasi.
Nanang mengatakan, 260 peserta yang terdapat di Pusicov Kabupaten Cirebon itu mereka yang sudah mendaftar di Pikobar.
“Dari hasil itu ada rekomendasi, apakah warga Jabar yang melapor apakah mendapat penanganan dokter atau cukup beristirahat saja di rumah. Tidak ada salahnya mencoba, tapi biasanya yang mendaftar itu orang yang punya risiko tinggi yang kadang berhubungan langsung dengan PDP,” ujar Nanang.
Nanang menyebutkan, data terakhir mengenai kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon per 7 April 2020, yaitu 2 orang positif masih menjalani perawatan di ruang isolasi, 31 orang PDP (19 sudah sembuh, 134 orang dalam pemantauan (48 masih dipantau), 4 Orang Tanpa Gejala dan 7.103 orang dalam resiko (ODR).
Menurutnya, Pemkab Kabupaten Cirebon terus akan melakukan pemeriksaan kesehatan massal (rapid test) selama dua hari selama.
Dia mengharapkan, hasil dari tes Covid-19 secara massal ini hasil keseluruhannya adalah negatif.
“Di hari pertama ini negatif semua. Mudah-mudahan tes selanjutnya juga. Semoga wabah ini segera cepat selesai di Kabupaten Cirebon,” tutupnya. (CIBA-06)