CIREBON, (cirebonbagus.id).- Angka kemiskinan di sejumlah daerah meningkat karena imbas dari merebaknya Covid-19. Termasuk di Kabupaten Cirebon yang juga mengalami hal serupa.
Menurut Kepala Bappelitbangda Kabupaten Cirebon, Suhartono, pihaknya tidak memungkiri adanya kenaikan angka kemiskinan di daerah. Karena di era pandemi Covid-19 ini, banyak sektor yang terdampak baik itu di daerah, tingkat nasional maupun dunia.
Menurutnya, wilayah Kecamatan Plumbon menjadi pilot project dalam penanganan kemiskinan. Sebab, kecamatan tersebut menjadi lokasi pertama kegiatan road show penanganan kemiskinan di Kabupaten Cirebon.
“Kami harapkan Kecamatan Plumbon bisa menjadi barometer bagi kecamatan yang lain dalam penanganan kemiskinan dengan adanya road show ini,” kata Suhartono, Selasa (30/11/2021).
Terkait intervensi program ke depan, kata Suhartono, pihaknya meminta tidak ada lagi baik SKPD maupun lainnya untuk menggunakan data yang satu DTKS tadi.
“Kita tunggu dulu data dari Dinas Sosial yang sekarang sedang melakukan verval di semua desa untuk mendapatkan data yang valid. Sehingga kita tahu berapa angka asli data miskin di Kabupaten Cirebon,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Cirebon terus berupaya untuk mendapatkan data kemiskinan yang valid. Pemkab melalui Bapelitbangda dan Dinas Sosial serta pihak terkait melakukan terobosan dengan melakukan road show tentang penanganan kemiskinan di wilayah Kabupaten Cirebon.
Road show tersebut dipimpin langsung Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih, di wilayah Kecamatan Plumbon. Menurut Ayu sapaan akrabnya, masalah kemiskinan ini memang bersifat multisektoral yang memang harus menjadi tanggung jawab semua pihak, baik dari pemerintah pusat sampai bawah yakni tingkat masyarakat. Terlebih, seperti diketahui bersama, angka kemiskinan di Kabupaten Cirebon ini relatif masih tinggi.
Ayu menjelaskan, angka kemiskinan yang masih cukup tinggi ini, salah satu faktornya dampak dari pandemi Covid-19. “Akibat pandemi ini angka kemiskinan semakin meningkat. Di mana angka PHK masih cukup tinggi,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan, butuh data yang valid terkait angka kemiskinan di Kabupaten Cirebon. Sebab, data DTKS Kemensos sangatlah berbeda dengan data yang dimiliki Dinas Sosial Kabupaten Cirebon.
“Kita ketahui bahwa setiap desa, data di DTKS dilihat dari jumlah penduduk hampir 2/3 nya kategori miskin. Sehingga dengan adanya road show ini diharapkan mendapatkan data yang valid,” ujar Ayu.
Selain itu, kata Ayu, untuk menangani permasalahan kemiskinan butuh kerjasama semua pihak. Sehingga ke depan adanya intervensi, agar data kemiskinan benar-benar satu data. Sebab, setiap desa berbeda-beda kategori permasalahan kemiskinan.
“Misalkan ada yang miskin lansia, ini harus diberikan asupan makannanya oleh dinas terkait. Kemudian ada lagi miskin karena rutilahunya yang harus diintervensi ini juga, kita bekerja sama dengan Baznas. Sehingga, mengatasi kemiskinan tidak bisa sendiri-sendiri. Semua SKPD harus ikut turun untuk mengatasi kemiskinan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kegiatan road show ini diharapkan bisa menjadi awal yang baik untuk memperoleh data kemiskinan di Kabupaten Cirebon secara valid.
“Karena kemarin banyak laporan dari Puskesos langsung ke Kementerian Sosial laporannya. Dengan kegiatan ini diharapkan desa memberikan laporan data kemiskinan ke tingkat kecamatan dan kecamatan juga akan melaporkan ke tingkat kabupaten. Sehingga, data kemiskinan di Kabupaten Cirebon bisa satu data,” katanya.(Adhi/CIBA)