LRT Jabodebek mencatat pertumbuhan signifikan jumlah pengguna di stasiun integrasi dengan Commuter Line. Sepanjang 1 Januari hingga 14 September 2025, Stasiun Dukuh Atas BNI melayani 2,96 juta pengguna tap in (naik 32,3%) dan 2,65 juta tap out (naik 26,8%), sementara Stasiun Cikoko mencatat 1,53 juta pengguna tap in (naik 34,8%) dan 1,55 juta tap out (naik 33,6%). Lonjakan ini membuktikan integrasi antarmoda semakin mempermudah mobilitas harian masyarakat Jabodetabek.
Integrasi dengan Commuter Line Dongkrak Pertumbuhan Pengguna LRT Jabodebek di Stasiun Dukuh Atas dan Cikoko
Bekasi, 22 September 2025 – LRT Jabodebek terus mencatat pertumbuhan positif jumlah pengguna, khususnya di stasiun-stasiun yang terintegrasi dengan layanan Commuter Line. Kemudahan berpindah moda menjadi alasan utama masyarakat semakin menjadikan LRT Jabodebek sebagai pilihan transportasi harian.
Salah satu titik tersibuk adalah Stasiun Dukuh Atas BNI, yang terkoneksi langsung dengan Stasiun Sudirman (Commuter Line Cikarang – Kampung Bandan) dan Stasiun BNI City (Commuter Line Basoetta menuju Bandara Soekarno-Hatta). Integrasi ini memberikan fleksibilitas perjalanan, memungkinkan masyarakat melanjutkan perjalanan ke berbagai tujuan dengan cepat, praktis, dan nyaman.
Sepanjang 1 Januari hingga 14 September 2025, Stasiun Dukuh Atas BNI mencatat 2.963.837 pengguna tap in atau naik 32,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (2.240.147 pengguna). Untuk tap out, tercatat 2.659.403 pengguna, meningkat 26,8% dibandingkan tahun sebelumnya (2.097.494 pengguna). Lonjakan ini menegaskan bahwa semakin banyak masyarakat memanfaatkan kemudahan integrasi antarmoda.
Pertumbuhan serupa terlihat di Stasiun Cikoko, yang terkoneksi langsung dengan Stasiun Cawang Commuter Line. Dari titik ini, pengguna LRT Jabodebek dapat dengan mudah melanjutkan perjalanan menuju Bogor, Nambo, hingga Jakarta Kota. Fleksibilitas ini semakin memantapkan LRT Jabodebek sebagai moda transportasi modern yang efisien untuk mobilitas sehari-hari.
Dalam periode yang sama, Stasiun Cikoko melayani 1.537.317 pengguna tap in, tumbuh 34,8% dari tahun sebelumnya (1.140.572 pengguna). Untuk tap out, jumlahnya mencapai 1.552.999 pengguna, meningkat 33,6% dibandingkan tahun 2024 (1.162.726 pengguna).
Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi, menyebut peningkatan ini sebagai bukti nyata kebutuhan masyarakat akan transportasi publik yang terintegrasi.
“Integrasi antarmoda adalah kunci untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum. LRT Jabodebek hadir untuk memberikan pengalaman perjalanan yang lebih mudah, efisien, dan nyaman, sekaligus mendukung mobilitas harian yang berkelanjutan,” ujarnya.
Pertumbuhan signifikan di dua stasiun integrasi ini mempertegas peran LRT Jabodebek, bukan hanya sebagai moda transportasi modern yang aman dan nyaman, tetapi juga sebagai penghubung utama antarmoda di Jakarta dan sekitarnya. Dengan konektivitas yang semakin baik, masyarakat kini memiliki lebih banyak pilihan perjalanan yang cepat, efisien, dan ramah lingkungan.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES