AI Connect for Pegiat Literasi di Telkom AI Connect Aceh menghadirkan 68 peserta dalam diskusi tentang bagaimana AI dapat membantu proses menulis, mulai dari menggali ide hingga memvisualisasikan karya. Kegiatan ini mendorong pemahaman bahwa AI dapat menjadi mitra kreatif tanpa mengurangi orisinalitas penulis, serta ditutup dengan tantangan menulis, peer review, dan mentoring untuk memperkuat literasi digital di Aceh.
Suasana penuh antusiasme mewarnai “AI Connect for Pegiat Literasi” yang digelar di Telkom AI Connect Aceh bersama komunitas literasi. Forum ini menjadi ajang seru bagi pegiat literasi untuk mengulik bagaimana kecerdasan buatan (AI) bisa menjadi sahabat sekaligus tantangan dalam dunia kepenulisan (30/9/2025).
Acara ini diselenggarakan secara hybrid, dengan 30 peserta hadir langsung di Telkom AI Connect Aceh dan 38 peserta lainnya mengikuti secara online melalui Zoom Meeting. Diskusi hangat dan rasa penasaran peserta membuat sesi hybrid terasa hidup, baik di lokasi maupun layar Zoom.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Hayatullah Pase, Ketua Forum Aceh Menulis (FAMe). Dua narasumber utama hadir memberikan wawasan mendalam seputar pemanfaatan AI dalam dunia literasi. Pemateri utama, Boy Kurniawan, pegiat sekaligus Engineer AI dari WeCanDev Community, membahas tentang teknik prompting untuk memaksimalkan AI dalam menemukan ide, menyusun alur penulisan, serta memvisualkan hasil tulisan dengan memanfaatkan tools ChatGPT yang sudah dikustomisasi sesuai karakter dan gaya penulis.
Selain paparan materi, peserta mendapatkan kesempatan berdiskusi dan bertanya langsung dalam sesi interaktif. Diskusi ini menjadi ruang refleksi penting bagi para penulis, komunitas literasi, dan masyarakat luas untuk memahami bagaimana AI dapat menjadi mitra kreatif, bukan ancaman, dalam proses menulis.
Kegiatan ini diikuti oleh anggota Forum Aceh Menulis (FAMe), Forum Komunitas Pegiat Literasi Aceh (FKPLA), serta peserta umum yang tertarik pada perkembangan literasi digital.
“AI membuka peluang baru dalam kepenulisan, mulai dari membantu menyusun ide hingga memperkaya kosakata. Namun, penting juga bagi pegiat literasi untuk tetap menjaga orisinalitas dan sentuhan personal dalam karya mereka,” ungkap Jurnalis JH, Business Community Lead Telkom AI Connect Aceh.
Melalui AI Connect for Pegiat Literasi, diharapkan lahir pemahaman kolektif tentang literasi digital, kesadaran etis penggunaan AI, serta strategi praktis memanfaatkan teknologi untuk memperkuat kualitas literasi di Aceh dan Indonesia. Sebagai tindak lanjut, peserta diberikan tantangan menulis karya dengan memanfaatkan tools AI gratis, saling melakukan peer review, serta mendapatkan akses mentoring dari instruktur. Langkah ini diharapkan menjadi pijakan baru bagi literasi kreatif yang tetap menjaga orisinalitas karya di era digital.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES

