CIREBON, (cirebonbagus.id).- Kondisi pasien Covid-19 di Kota Cirebon terus mengalami peningkatan. Bahkan, hari ini jumlah total Covid-19 mencapai 1.175 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Edy Sugiarto menyatakan zona merah bagi Kota Cirebon.
“Seluruh fasilitas kesehatan baik primer maupun sekunder hampir lumpuh, bukan lumpuh petugasnya. Petugas tidak nyerah tapi kapasitas yang ada dengan lonjakan ini tidak mencukupi,” ungkap Eddy Sugiarto, Selasa (1/12/2020).
Menurut Edy, beberapa pasien antrean di isolasi mandiri hotel ada 200 lebih, yang mengantre di rumah sakit ada 200 juga, sehingga total yang yang berada di luar ada 500 orang.
Berdasarkan hasil vitcon dengan seluruh direktur rumah sakit yang ada di Kota Cirebon, seluruh rumah sakit siap menambah ruangan untuk pasien Covid-19.
“Posisi penambahan ini tidak bisa mencukupi kebutuhan yang ada karena lonjakannya lebih tinggi,” tuturnya.
Dengan lonjakan yang cukup signifikan ini, lanjut Edy, rumah sakit akan kedodoran sementara RSD Gunung Jati menerima pasien untuk wilayah 3 Cirebon. Pihaknya pun sudah menyiapkan skenario untuk mengantisipasi lonjakan pasien ini.
“Jadi ada skenario 3 sebetulnya mas, untuk penambahan tadi ruang perawatan sudah lewat masanya bulan kemarin. Sekarang nambah semua mas, perawatan di skenario 2 karena peningkatannya antara 80-120%. Kalau di atas 120% peningkatannya, itu rumah sakit lapangan. Itupun high cost, anggaran di pemerintah tidak ada dan itu akan sulit,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai rencana RSD Gunung Jati yang akan dijadikan sebagai rumah sakit khusus Covid-19, Edy Sugiarto mengatakan, Wali Kota Azis dan Sekda Agus sudah menyetujui RSD Gunung Jati untuk dijadikan sebagai rumah sakit khusus Covid-19.
“Minggu ini ruang Prabu Siliwangi 80 tempat tidur atau 4 lantai disiapkan untuk Covid-19 semua,” terangnya.
Sedangkan, bagi pasien Covid-19 yang belum tertangani di rumah sakit, Edy menyarankan, untuk isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan ketat puskesmas.
Selain itu, Edy mengungkapkan, kondisi seperti ini akan berlangsung sampai bulan Januari 2022. “Kita puncaknya nanti Maret 2021 nih, info dari epidemologi FKUI. Nanti pelandaian di Januari 2022 walaupun sudah ada vaksin,” jelasnya.
Edy mengimbau kepada masyarakat harus berhati-hati dalam situasi saat ini.
“Harus berhati-hati, lakukan seperti saat saya lagi Covid-19. Maksud kami, kami memproteksi diri. Saya pakai masker saya melindungi mas-mas semua nih. Mas-mas pakai masker berarti melindungi saya. Itu untuk kewaspadaan ” pungkasnya. (Robi/CIBA)