CIREBON, (cirebonbagus.id).- Kapolresta Cirebon Komisaris Besar, Arif Budiman angkat bicara terkait soal 278 anggota Polri yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Arif mengatakan, dengan adanya informasi sebanyak 278 anggota Polri yang masuk dalam daftar penerima bansos Kabupaten Cirebon, pihaknya melakukan pendalaman terkait hal itu. Tidak hanya 278 anggota polri yang masuk dalam daftar penerima bansos melainkan dari anggota polri yang memang berdomisili di Kabupaten Cirebon juga ada.
“Kami sudah terima laporan itu, dan langsung melakukan penelusuran dan verifikasi terkait hal itu,” kata Kapolresta Cirebon Kombes Pol Arief Budiman saat dikonfirmasi, Jumat (26/11/2021).
“Hasil yang kami telaah dan telusuri, data 278 anggota Polri yang masuk dalam daftar penerima bansos itu. Bukan hanya anggota Polri Polresta saja, tapi dari anggota Polri lainnya juga ada,” imbuhnya.
Ia menyebutkan, dari hasil penelusuran dan verifikasi yang dilakukan oleh pihaknya tidak ada satupun dari anggota polri polresta cirebon yang menerima bantuan. Dan tidak ada satupun dari anggota tersebut yang terkonfirmasi atau terverifikasi untuk didaftarkan atau diusulkan dalam daftar DTKS.
“Saya pastikan, dari hasil verifikasi anggota Polri tidak ada yang menerima bantuan bansos Kabupaten Cirebon,” tukasnya.
Dari data tersebut tim Satreskrim dari Polresta Cirebon, melakukan penelusuran sekaligus penelitian bagaimana proses mekanisme penyusunan DTKS tersebut. Karena kita ketahui proses DTKS itu data terpadu yang kemudian proses penyusunanya dari bawah yang diusulkan ke atas.
“Nah, proses mekanisme itu yang sedang kami telusuri, ditelaah sehingga apakah masuknya beberapa data itu, murni karena kealpaan, atau ada kesengajaan,” katanya.
Intinya, dalam hal, lanjut Kombes Arief Budiman. Bahwasanya data tersebut tidak ada satupun anggota polri yang menerima bantuan, dan tidak ada terverifikasi yang diusulkan mendapatkan bantuan.
“Dari proses penelusuran itu kita akan dalami seperti apa mekanisme, kita akan konfirmasi ke Dinas Sosial, “katanya. (Effendi/CIBA)