CIREBON- Sedikitnya 13 ribu siswa yang tersebar di 934 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Cirebon belum bisa membaca dengan baik (buta huruf/buta aksara).
Koordinator USAID (Badan Pembangunan Internasional Amerika) Prioritas Kabupaten Cirebon, Hidayatul Firdaus mengungkapkan, sebagaimana data yang dirilis Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, buta huruf dialami belasan ribu siswa SD mulai kelas 1 hingga kelas 6. Salah satu penyebabnya tak lepas dari keterbatasan pengetahuan guru.
“Banyak penyebab buta aksara yang terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon. Beberapa diantaranya kualitas guru yang belum memahami cara melatih siswa agar melek huruf,” ungkap Firdaus di sela Pelatihan Sekolah Putaran Tiga Kabupaten Cirebon bertajuk Praktik yang Baik Dalam Pembelajaran di Kelas Awal SD/MI yang digelar selama tiga hari di salah satu hotel di Kota Cirebon, kemarin.
Firdaus menambahkan penyebab lain yakni keterbatasan saran prasarana yang dihadapi sekolah. Menurutnya, selama ini tak ada buku bacaan khusus untuk siswa di kelas-kelas awal. Rata-rata, buku bacaan di perpustakaan saja, disediakan buku bagi yang sudah bisa membaca dengan karakter huruf-huruf kecil dan rapat.
Di Kabupaten Cirebon sendiri, kecamatan dengan penduduk yang belum bisa membaca terbanyak berada di Susukan. Menurut Disdik setempat, 10-15% penduduk di Kecamatan Susukan buta huruf.
Untuk menangani hal ini, pihaknya bersama Disdik Kabupaten Cirebon memprogramkan pemberian fasilitas berupa Buku Bacaan Berjenjang (B3). Tahun ini, disalurkan 608 paket buku kepada siswa di 196 SD/MI di Kabupaten Cirebon.
“Buku yang diberikan terdiri dari 75 judul untuk enam tingkatan. Nah, para peserta yang ikut dalam kegiatan ini dilatih keterampilannya untuk menggunakan buku tersebut sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa,” jelasnya. (CB01)