CIREBON, (cirebonbagus.id). –
Waduk Setupatok atau yang sering disebut Balong Setupatok, merupakan satu-satunya waduk yang dimanfaatkan perairannya oleh empat desa di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon di kala musim kemarau yang melanda saat ini.
Empat desa itu yakni Desa Mundu Pesisir, Bandengan, Mundu Mesigit dan Luwung menjadi langgangan penyaluran air menuju areal persawahan masing-masing desa tersebut.
Agar pengelolaan perairan waduk Setupatok bisa dimaksimalkan, Pemerintah Kecamatan Mundu membentuk kelompok tani yang diberi nama “Mitra Cai”. Di mana tujuannya agar tidak terjadi perebutan air di musim kemarau ini.
Ketua kelompok tani Desa Setupatok, Asmuri (45 tahun) mengatakan, kondisi perebutan pembagian air tersebut terjadi setelah selesai musim penghujan (rendengan) berganti musim kemarau (Ketiga).
“Waduk Setupatok ini satu-satunya lahan buat para petani, karena para petani masih bergantung dari Waduk Setupatok sebagai kebutuhan lahan pertanian di wilayah Kecamatan Mundu dan sekitarnya,” papar Asmuri.
Akibat sering menggunakan air di saluran tersebut, lanjut Asmuri, para petani kerap mengeluhkan sejumlah hal, yakni pembagian air yang tidak sesuai atau tidak merata.
Sampai saat ini para kuwu melalui Eksbang (Raksa Bumi) sepakat untuk membentuk kelompok tani “Mitra Cai” agar koordinasi dan komunikasi antar petani dan petani antar pemdes berjalan kondusif dan petani merasakan manfaat dari irigasi pembagian air dari Waduk Setu patok kepada desa lainnya yang dibutuhkan oleh petani.
Camat Mundu, H Anwar Sadat berharap, pembentukan Mitra Cai ini, sebagai langkah silaturahmi wadah para petani untuk saling koordinasi dan komunikasi.
“Kita mengajak para petani untuk bersatu bersama-sama menjaga silaturahmi antar petani. Jadi adanya pembentukan Mitra Cai di Kecamatan Mundu ini bisa mengantisipasi permasalahan perebutan pembagian air di areal sawah dan memupuk persaudaraan sesama petani. Jangan ada gontok-gontokan dan perebutan air antar petani. Insya Allah minggu depan ada pembentukan Mitra Cai di Kecamatan Mundu,”ungkapnya.
Ditambahkan Anwar, pihaknya sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk segera menyelesaikan permasalahan pembagian air, jangan sampai berlarut-larut.
“Karena kalau tidak segera diatasi dikhawatirkan terjadi keributan antar petani dan desa,” tandasnya. (CIBA-12)