CIREBON, (cirebonbagus.id).- Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat agar tetap mempertahankan fungsi serta potensi laut yang ada di wilayah timur Cirebon.
Sebab, Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon menilai, dengan sudah menggeliatnya industri di wilayah timur Cirebon, dikhawatirkan fungsi dan potensi kelautan seperti mangrove, garam serta budidaya ikan dan udang akan hilang.
Demikian disampaikan Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, R Cakra Suseno usai melakukan ekspose dengan DKP, di ruang komisi setempat, Kamis (7/11/2019).
Menurutnya, wilayah Cirebon Timur sudah menjadi zona industri, tetapi kearifan lokal yang ada harus tetap dipertahankan.
“Jadi kami minta agar DKP fokus juga di wilayah timur, agar jangan ditinggalkan. Potensi udang vanamie di wilayah industri seperti Desa Rawaurip juga sudah mulai menggeliat, bagaimana kita bisa mempertahankan fungsi dan potensi yang ada agar masyarakat tidak menjual tanah mereka ke investor,” ujar Cakra.
Ia berharap, ke depan budidaya garam dan mangrove juga bisa lebih ditingkatkan lagi oleh DKP Kabupaten Cirebon. Tentunya melalui bantuan-bantuan dari provinsi atau pusat karena mangrove kewenangan pemprov, maupun melakukan pendampingan-pendampingan kepada petani garam dan pembudidaya ikan serta udang.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, Mad Saleh menyampaikan, apa yang disampaikan DKP dalam rapat sangat menarik. Bahkan, pihaknya pun siap mendukung upaya inovasi yang dilakukan dinas ini. Karena kata dia, DKP mampu bereksperimen budidaya ikan kerapu dan kakap putih di air payau.
“Kita sangat terinspirasi untuk membudidayakan ikan kerapu dan kakap putih. Kita juga akan mengunjungi ke wilayah budidaya ikan payau di wilayah Gebang,” ungkap Mad Saleh.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, Ita Rohpitasari mengaku, selama ini pihaknya tidak meninggalkan wilayah Cirebon Timur. Bahkan, pendampingan-pendampingan pun masih terus dilakukan ke para petani garam dan pembudidaya ikan kerapu serta kakap putih.
“Untuk garam di kita sudah ada yang menggunakan prisma. Kita tidak meninggalkan wilayah timur, karena kita juga sudah berupaya agar fungsi budidaya ikan, udang serta produksi garam terus berkembang,” ungkap Ita.
Bahkan, kata dia, budidaya kerapu dan kakap putih sudah diboomingkan pihaknya. Garam juga sudah banyak yang beralih fungsi, dari garam yang tradisional menjadi garam prisma dan geomembran. Mangrove juga akan terus dikembangkan lagi ke depan.
“Pada 2018 uji coba kerapu di air payau alhamdulillah berhasil. Sehingga kita getoktularkan ke daerah yang payau dan sudah banyak yang budidaya. Garam potensinya kita tingkatkan lagi dan diharapkan bisa bersaing dan pendampingan juga dilakukan serta kera sama dengan PT Garam,” ungkapnya. (CIBA-05)