NOTTINGHAM, INGGRIS, (cirebonbagus.id).-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu delegasi dari Universitas Nottingham dalam acara COP26. Pertemuan dilanjutkan dengan penandatangan Letter of Intent untuk kolaborasi antara Universitas Nottingham dan Jawa Barat dalam hal transportasi berkelanjutan dan energi terbarukan.
Pada acara COP26, Gubernur Ridwan menyampaikan perkembangan mengenai revitalisasi Sungai Citarum yang pada 2007 menurut Daily Mail dinyatakan sebagai Sungai Paling Tercemar. Dalam “Dialog Panel: Meningkatkan Tata Kelola dan Aksi Kolaborasi dalam Memerangi Sampah Plastik Laut Menuju Aksi Iklim di Indonesia”, Gubernur menyoroti tantangan dalam membersihkan sungai dan kemajuan luar biasa yang telah dicapai Pemeda Provinsi Jawa Barat dalam beberapa tahun terakhir.
Dari 12 program yang diluncurkan, sebagian besar telah mencapai target menengah yang ditetapkan dengan beberapa yang melebihi target. Indikator kunci keberhasilan dari program revitalisasi Citarum tersebut adalah meningkatkan indeks kualitas air menjadi 70 pada 2030.
Atas alasan tersebut, Gubernur Jawa Barat mengundang Universitas Nottingham untuk berkolaborasi dengan tujuan meningkatkan keseluruhan indeks kualitas lingkungan di Jawa Barat. Sebagai bentuk manifestasi dari kerja sama terbaru Jawa Barat – Nottingham, Gubernur Ridwan Kamil menawarkan untuk memfasilitasi kolaborasi ilmiah antara Nottingham dan beberapa universitas di Jawa Barat.
Minister Counsellor Hartyo Harkomoyo menyambut baik penandatanganan LoI antara Jabar – Nottingham University.
“Kami menyambut penandatanganan Letter of Intent antara Universitas Nottingham dan Pemerintah Daerah Jawa Barat dalam hal transportasi berkelanjutan dan energi terbarukan. Persetujuan ini menunjukkan langkah nyata kedua belah pihak mendukung tujuan nasional Indonesia dalam mengembangkan teknologi hijau (green technology),” kata Hartyo.
“Kami mendorong kedua belah pihak agar melakukan kegiatan lebih lanjut untuk mengimplementasikan perjanjian. Kedutaan siap memfasilitasi kesepakatan dan kemungkinan kerja sama di masa depan tentang teknologi hijau.”
Universitas Nottingham adalah pendiri Konsorsium Inggris – Indonesia untuk Ilmu Interdisipliner (UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences) (UKICIS) bersama Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Institut Pertanian Bogor – dua universitas bergengsi di Jawa Barat.
Profesor Jessica Corner yang memimpin delegasi COP26 Universitas tersebut mengatakan COP26 telah menjadi kesempatan penting untuk berbagi progres dalam tantangan lingkungan masing-masing. Program Citarum Harum adalah contoh mengesankan tentang bagaimana tekad yang nyata dan tindakan yang terkoordinasi dapat memungkinkan pemulihan kerusakan lingkungan jangka panjang.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Gubernur Ridwan dan Jawa Barat dalam strategi peningkatan kualitas lingkungan,” katanya.
Koordinator UKICIS Dr Bagus Muljadi mengaku bangga dengan prestasi Jabar dalam menunjukkan kepemimpinan dalam meningkatkan indeks kualitas lingkungan.
“Sebagai akademisi diaspora Indonesia di Inggris, kami berupaya untuk mempercepat kemajuan upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidup di negara ini melalui transfer teknologi antara Inggris dan Indonesia,” katanya.
Diketahui Dr Bagus Muljadi di Universitas Nottingham pada awal tahun ini telah mengelola proyek Dana Penelitian Tantangan Global QR senilai £200 ribu yang bertujuan untuk membangun transportasi berkelanjutan di Jawa Barat. (Arif/CIBA)