CIREBON- Lahan sempit yang dimiliki wilyaha Kota Cirebon menjadi kendala mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Padahal sebagian besar lahan yang dimiliki suadah digunakan untuk pembangunan.
Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cirebon, Abing Rijadi mengakui adanya kendala dalam penghijauan di Kota Cirebon, terutama kala mewujudkan target RTH 20%. Kendala itu tak lain berupa luas wilayah Kota Cirebon yang sempit.
“Hampir semua tanah terutama di wilayah Perkotaan sudah digunakan terutama menjadi bangunan. Yang bisa dilakukan melalui optimalisasi lahan-lahan yang ada dengan meningkatkan keteduhan pohon atau lebar kanopi pohon,” ungkap Abing, kemarin.
Selain berupaya mengatasi keterbatasan lahan, penghijauan di Kota Cirebon juga menghadapi kendala berupa permasalahan alam. Dia mengungkapkan, tak sedikit pohon yang ditanam membutuhkan pemeliharaan ekstra, terutama saat penanaman dilakukan pada musim kemarau.
Kota Cirebon melakukan pengadaan pohon, minimal ketinggian empat meter, dengan beberapa persyaratan di antaranya jaminan hidup pohon selama tiga bulan. Hal itu mensyaratkan pihak ketiga harus mengganti pohon yang mati sebelum mencapai tiga bulan.
Tahun lalu, DKP sendiri memperoleh alokasi anggaran sekitar Rp2 miliar dari APBD Kota Cirebon untuk tanaman dan taman. Tahun ini, jumlahnya turun menjadi Rp1,5 miliar sehingga pihaknya berupaya mengurangi beban biaya dalam merealisasikan program penghijauan.
“Kami berupaya melakukan pencakokan terhadap pohon-pohon yang sudah besar. Dengan begitu, beban anggaran akan terkurangi,” tandasnya. (CB01)