CIREBON, (cirebonbagus.id).- LPK Obos Ryoushin Indonesia (ORI) yang berlokus di Desa Gintung Ranjeng, Kecamatan Ciwaringin, membuka pelatihan bahasa Jepang dan pra seleksi magang ke Jepang angkatan ke 9 tahun 2020.
Kegiatan yang melibatkan ratusan peserta calon pekerja tersebut turut serta dihadiri pihak terkait yakni Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Cirebon, Senin (22/6/2020).
Dalam pelaksanannya, pembukaan pelatihan diikuti sedikitnya 400 siswa didik, serta para pengurus dan pengajar LPK ORI dan juga sejumlah undangan terkait.
Founder LPK ORI, Hari Candra Widiyoso mengatakan, berkarier di luar negeri salah satunya adalah magang ke Jepang. Tentunya bisa dilakukan oleh semua elemen siapapun terutama bagi para anak muda yang ingin merubah SDM serta dari sisi taraf ekonomi.
Dia menyebutkan, dengan dibukanya pelatihan tentu diupayakan bisa merangkul masyarat setempat di Kecamatan Ciwaringin. Terutama warga Gintung Ranjeng yang bisa mengikuti serta ikut parstisipasi dalam meningkatkan SDM serta ekonomi salah satu dengan praktek magang ke Jepang.
“Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat. Terutama Pemdes Gintung Ranjeng yang bersedia melakukan kerja sama. Dengan memberikan bantuan biaya pelatihan kepada warga Gintung Ranjeng untuk magang ke Jepang,” ujarnya.
Dikatannya, ke Jepang itu ada dua program yakni pertama program pemerintah dan kedua program non pemerintah.
Dari 400 siswa didik, 70 persen merupakan program pemerintah, sehingga sampai angkatan ke 9 tidak pernah ada masalah apapun karena berpegang aturan di kepada Kemenaker.
“Semua peserta didik memiliki berbagai pilihan karier di Jepang. Seperti untuk lulusan SMK, menjadi karyawan seperti di Indonesia, begitu juga lulusan pendidikan tinggi akan menjadi tenaga ahli. Teman-teman akan sangat berharga di Jepang,” katanya.
Kepala Seksi Kelembagaan Pelatihan Sertifikasi pada Disnaker Kabupaten Cirebon, Ibnu Umaya menjelaskan, pemberangkatan untuk magang ke luar negeri tentu harus melalui lembaga pelatihan. Tentunya lembaga yang kredibel dan telah memiliki izin pemberangkatan pemagangan ke Negara tujuan seperti Jepang. Dengan bermacam-macam kontrak antara satu tahun dan tiga tahun tergantung perusahaan itu sendiri.
“Untuk anak-anak peserta magang ke Jepang, pertama bawalah nama baik negara Indonesia. Karena dipundak mereka kepercayan pengguna akan terus berlanjut, masyarakat kita masih sangat butuh program pemagangan ini,” ujar Ibnu.
Dikatakannya, tujuan dari program pemagangan adalah untuk meningkatakan etos kerja para pencari kerja di Indonesia.
Hanya saja, kata dia, masyarakat terkadang berpola pikiran lain yang mengesampingkan tujuan utamanya. Lantaran didominasi dengan mencari uang namun perlu diketahui bahwa magang di jepang itu tidak menerima gaji.
“Ini yang harus dipahami para peserta didik magang. Magang di Jepang tidak menerima gaji tetapi menerima uang saku yang besarnya bertahap, di bulan awal sebesar 80.000 yen, di bulan kedua sampai bulan ke dua belas menjadi 90.000 yen, dan tahun kedua sampai tahun ke tiga mendapat 100.000 yen,” paparnya.
Peserta magang juga memiliki hak-haknya, selain uang saku, juga ada uang asuransi seperti asuransi kematian, apabila terjadi kecelakaan di lingkungan kerja artinya saat akan berangkat kerja dari pemondokan sampai ketempat kerja dan pulang lagi ke pemondokan itu dilindungi oleh asuransi. Asuransi ini mencapai 7 juta yen atau sekitar 800 juta rupiah.
“Selain itu hak peserta magang program IM setelah selasai selama tiga tahun, dan tidak ada masalah itu akan mendapatkan bantuan modal usaha sebesar Rp 600.000 yen atau sekitar Rp 70 jutaan.” katanya. (CIBA-06)