CIREBON, (Cirebonbagus.id).- Sebanyak 43 persen pengangguran di Jawa Barat merupakan jebolan SMK. Hal tersebut lantaran para lulusan sekolah kejuruan tersebut lebih memilih bekerja di kota, dibandingkan untuk bekerja di daerah asalnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengatakan ,pemerintah Provinsi (Jabar) pun khawatir, bila pemikiran tersebut masih diterapkan, lapangan pekerjaan akan semakin sulit didapatkan dan menimbulkan permasalahan sosial lebih luas.
Semangat lahirnya SMK bagi para lulusannya yakni agar mudah mendapatkan pekerjaan. Namun realitanya, saat ini jebolan dari SMK sering dikambing hitamkan sebagai penyumbang angka pengangguran.
Kang Uu mengatakan, SMK 1 Gunung Jati merupakan salah satu sekolah kejuruan negeri yang ada di Kabupaten Cirebon, di mana sekolah tersebut memiliki jurusan untuk meningkatkan kompetensi keahlian.
Beberapa jurusan tersebut di antaranya, teknik bangunan, kriya kreatif batik dan tekstil, teknik dan bisnis sepeda motor, multimedia, teknik pengelasan, hingga desain pemodalan dan informasi.
Diharapkan untuk mengarahkan lulusannya agar bisa kembali ke desa masing-masing untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama tiga tahun menimba ilmu.
“Kepala sekolah harus mampu memberikan pemahaman, bagaimana lulusannya supaya bisa menciptakan lapangan kerja. Sesuai dengan program gubernur yaitu Desa Juara, di mana kerja di desa tetapi rejeki kota,” kata kang Uu, sapaan akrab Wabup Uu Ruzhanul Ulum. saat Pemerintah Jawa Barat meluncurkan Program SMK Mbangun Desa di SMK 1 Gunungjati, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Kamis (25/3/2021).
“Jebolan SMK harus kembali ke desa. Di sana banyak potensi, mulai dari pariwisata hingga yang lainnya. Saat ini, saya lihat sekolah hanya membanggakan infrastrukturnya, bukan kualitas lulusannya,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Cirebon, Drs. H. Imron Rosyadi M.Ag mengatakan, lulusan SMK di Kabupaten Cirebon diminta untuk bekerja dan membangun Kabupaten Cirebon. Menurutnya, wilayah kabupaten tersebut memiliki segudang potensi.
Belum lagi, dengan adanya rencana pengembangan Kawasan Metropolitan Rebana, nantinya akan menyerap jutaan lapangan kerja bagi masyarakat Kabupaten Cirebon.
“Kami minta lulusan SMK harus meningkatkan kemampuan, sehingga memiliki daya saing. Beberapa waktu lalu kami sudah tegaskan, agar perusahaan menyerap tenaga kerja lokal,” pungkas Imron. (Effendi/CIBA)