CIREBONBAGUS.Id – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 berjalan sangat dinamis dan sulit diprediksi. Kemenangan dapat diraih bila pasangan calon (paslon) dapat menggerakan mesin partai dan relawan. Bahkan, incumbent, Nasrudin Azis pun belum tentu dapat memenangkan pertarungan tersebut.
Demikian diungkapkan pengamat politik Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon , Sigit Gunawan, SH, MH terkait perkembangan Pilkada Serentak 2018, Selasa (10/4). Sigit menggambarkan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Walikota Cirebon berjalan ketat.
“Tidak ada jaminan incumbent bakal menang. Kita dapat lihat (kemenangan red) semuanya tergantung pada mesin partai dan relawan. Artinya keduanya harus berjalan dengan baik dan sejalan,” ungkap Sigit.
Sigit menambahkan tanpa menggerakan kedua pendukung tersebut Paslon akan kesulitan akan memenangkan pertarungan politik. Masing-masing pasangan memiliki keunggulan dan kelemahan terutama pada mesin partai dan relawan.
“Kita melihat pasangan OKE (Bamunas Setiawan Boediman- Effendi Edo) sangat kuat di relawan. Sedangkan pasangan PASTI (Nasrudin Azis-Ety Herawati) sangat kuat pada mesin partai karena keduanya struktur partai. Ini menjadi keunggulan,” kata Sigit.
Namun, ada keunggulan tersendiri bagi pasangan yang baru yakni dengan gerakan pembaharuan. Belakangan situasi politik sedang mencuat politik pemimpin baru sehingga itu sangat mempengaruhi pemilih muda atau pemilih millenial.
“Ini sangat menguntungkan pasangan OKE untuk bersaing. Walaupun tetap pengaruh paling besar barada pada mesin partai dan relawan,” tandas dosen hukum di Unswagati ini.
Persaingan Pilkada 2018 justeru akan lebih memanas karena agenda ini merupakan pemanasan menjelang Pemilihan Presiden dan Legislatif 2019. Hal inilah yang memungkinkan Pilwalkot akan berjalan ketat dan masing-masing partai berusaha memenangkan pertarungan secara maksimal.
“Saya yakin pertarungan berjalan sengit,” tandasnya. (CB01)