CIREBON- Hearing Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cirebon dengan pengusaha, sopir truk dan elemen lain yang meminta agar penutupan bongkar muat batubara berlangsung panas, Selasa (22/3).
Situasi panas diawali dengan pernyataan salah satu anggota dewan, Sumardi yang menyatakan jika salah satu warga, Kasno bersikap tidak konsisten meminta agar pemerintah menutup bongkar muat batubara.
“Sejak awal Dewan tidak mempersoalkan keberadaan operasi bongkar muat batu bara. Tapi justeru pak Kasno dan warganya yang meminta batubara ditutup dengan berbagai alasan. Sekarang malah meminta agar aksi bongkar muat tidak ditutup,” ungkap Sumardi.
Mendengar disudutkan Kasno meminta kepada pimpinan sidang yang juga ketua DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno hendak menyanggah. Tapi, Kasno diminta untuk tidak menyanggah karena belum diberikan waktu.
Di tengah itu, anggota dewan lainnya, Didi Sunardi sempat berusaha menengahi dengan meyakinkan, pihaknya selama ini telah berusaha keras memenuhi aspirasi warga. Dia pun memastikan, dewan tetap berpegang pada perintah pemerintah pusat untuk menutup sementara bongkar muat batu bara pada 26 Maret nanti.
“Kami kira kemarahan pak Sumardi bukan tanpa alasan. Kami sudah berusaha memenuhi keinginan warga dan sudah disetujui. Malah sekarang kok berubah. Kemudian keputusan ini juga berdasarkan kebijakan pemerintah pusat,” kata Didi.
Sementara Kasno menegaskan, doirinya tidak menerima uang sepeser pun yang masuk ke kantong pribadinya yang dianggap telah memengaruhi sikap dirinya dan warga Panjunan lain. Dalam kesempatan itu, dia juga sempat mengemukakan soal ancaman yang telah diterima dirinya terkait aksi mereka mengeluhkan debu batu bara.
“Saya tidak pernah menerima uang sepeserpun. Bahkan saya harus mengeluarkan uang sendiri dalam menyampaikan aspirasi,” tandasnya. (CB01/CB02)