Tanamkan Kesiapsiagaan Sejak Dini, BPBD Kota Cirebon Simulasi Penyelamatan saat Gempa Bumi

CIREBON, (cirebonbafgusd.id).- Bencana bisa datang kapan saja dan menimpa siapa saja, dan sulit diprediksi kapan terjadinya. Apabila kita cermati akhir-akhir ini, Indonesia sedang diuji dengan berbagai macam bencana yang memberikan dampak kerugian material berupa harta, benda, bahkan jiwa.
Perlu kiranya pemerintah memperbanyak sosialisasi tentang pengurangan risiko bencana/mitigasi bencana melalui jalur pendidikan.
Sekolah sebagai institusi pendidikan seharusnya tidak hanya memberikan transfer of knowledge saja, namun juga harus mampu memberikan kecakapan dan keterampilan untuk kelangsungan hidup bagi siswa ketika sudah terjun di masyarakat.
Mitigasi bencana merupakan bagian dari keterampilan untuk kelangsungan hidup siswa. Siswa merupakan orang yang paling cepat menstransfer ilmu yang didapat dari sekolah untuk keluarga dan masyarakatnya.
Oleh karena itu, pemberdayaan anak usia sejak dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat sadar bencana. Sehingga ketika terjadi bencana siswa, guru, dan masyarakat tidak lagi kebingungan, panik, karena telah memahami bagaimana cara mengurangi risiko bencana.
Pemberdayaan anak sejak dini untuk memahami mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat sadar bencana. Dengan harapan pengetahuan yang didapat dari sekolah dapat ditularkan pada lingkungan sekitar dalam rangka mengurangi risiko bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon melakukan simulasi penyelamatan bencana gempa bumi di SD Negeri 1, 2, 3, 4 dan 5 Pulasaren, Kecamatan Pekalipan, Jumat (17/3/2023). Simulasi diikuti seluruh pelajar di sekolah tersebut.
Kepala BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo, S.Sos. M.Si., mengatakan, simulasi untuk mengajarkan pelajar SD cara menyelamatkan diri saat menghadapi bencana gempa bumi. Dalam simulasi, para pelajar diajarkan cara berlindung dan mencari titik kumpul jika terjadi bencana gempa bumi.
“Sebelum simulasi, kami sosialisasi kepada seluruh pelajar. Kemudian dipraktikan dengan didampingi personel BPBD Kota Cirebon,” kata Andi.
Menurut Andi, bencana gempa bumi tidak bisa diprediksi. Oleh sebab itu, perlu ada upaya penyelamatan kepada diri sendiri, sebelum personel BPBD datang. Dengan demikian, korban bencana gempa bumi bisa diminimalisir.
“Melindungi diri sendiri dan mencari tempat berlindung sangat penting saat terjadi bencana gempa bumi,” paparnya.
Bukan hanya simulasi bencana gempa bumi, BPBD Kota Cirebon juga mengedukasi pelajar SD untuk menjaga lingkungan sekitar. Karena dampak kerusakan alam berawal dari ulah tangan manusia yang kurang peduli terhadap lingkungan.
“Kami ingatkan tidak membuang sampah sembarangan dan menanam pohon di lingkungan sekitar,” ungkap Andi.
Di tempat yang sama, Koordinator SDN 1, 2, 3, 4 dan 5 Pulasaren, Siti Arfiah, S.Pd.I., menjelaskan, peserta didik sudah mempelajari simulasi bencana gempa bumi, namun hanya sebatas teori.
Kali ini, pelajar mempraktikan langsung bagaimana menghadapi bencana dan cara menyelamatkan diri.
“Siswa siswi sangat antusias ikut simulasi penyelamatan dari bencana gempa bumi. Mereka juga diajarkan tidak panik saat terjadi bencana gempa bumi,” ujar Siti.
Total yang ikut simulasi sebanyak 772 pelajar, terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Mereka mengikuti simulasi secara bertahap menyesuaikan waktu kegiatan pembelajaran.
“Karena jumlahnya banyak, jadi siswa siswi mengikuti simulasi secara bergantian. Luar biasa antusiasme mereka, satu persatu tahapan mereka lalui dengan baik,” katanya. (Adv/CIBA)

Exit mobile version