CIREBON, (cirebonbagus.id).- Tanggul irigasi Jati Lawang yang terletak di Desa Winong Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon jebol, hal itu diduga mengancam ribuan hektar sawah milik warga gagal panen dimusim tanam kali ini.
Jebolnya tanggul juga membuat beberapa Desa yang membutuhkan air dari aliran irigasi itu turun tangan untuk membuat bendung darurat sementara agar air dari irigasi tersebut tetap mengalir walaupun dengan debit yang dinilai masih sangat minim.
Menurut Kuwu Desa Sende, Suma, SM yang mewakil suara beberapa kuwu yang terdampak jebolnya tanggul irigasi Jati Lawang mengatakan terpaksa menggunakan alat bantu untuk mengaliri sawahnya, dan akibat kejadian ini.
“Akibat jebolnya tanggul, petani sangat dirugikan,” kata Suma, Sabtu (1/7/2023).
Selanjutnya Suma, SM ungkapkan tanggul irigasi Jati Lawang telah jebol beberapa waktu lalu, namun diduga kuat belum ada penanganan yang serius oleh instansi terkait khususnya pihak Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS-CC).
Sehingga pihaknya bersama perwakilan seluruh desa yang terdampak melakukan penanganan terhadap tanggul tersebut secara darurat secara sawdaya.
“Sekitar sudah dua minggu tanggul ini jebol, dan belum ada penanganan serius dari pihak BBWS, dan ini kami lakukan penanganan secara swadaya dari uang Kuwu yang terdampak,” ungkapnya.
Dengan alat seadanya dan dengan keadaan semampunya seluruh Kuwu menerjunkan masing-masing perwakilannya untuk membuat tanggul darurat, akan tetapi Suma, SM tegaskan ketika keadaan tanggul tersebut masih seperti saat ini, dipastikan banyak petani yang merasakan gagal panen diwilayah pertanian yang membutuhkan air dari aliran irigasi Jati Lawang.
“Saat ini pekerja dari perwakilan Desa masing-masing, seperti Winong, Sende, Jungjang Wetan, Bulak, Slangit, Pekantingan, Kreyo, kalau masih kaya gini banyak sawah yang gagal panen,”tandasnya.
Ia sebutkan penanganan darurat yang ia lakukan diantaranya menanggul tanggul yang jebol dengan menggunakan karung berisi pasir, dan menahan tanggul yang jebol menggunakan bambu yang kemudian dilanjutkan dengan cara diberi alas terpal dan diisi tanggul tersebut dengan batu dan pasir seadanya.
“bisa dilihat, kami hanya mampu memperbaiki dengan cara seperti ini dengan swadaya,”sebutnya.
Sementara itu Kaliman mantri air mengatakan, keadaan debit air saat itu sempat ditinggikan, akan tetapi tanggul yang ada disekitar saluran irigasi ini sangat memprihatikan terlebih pasangan marapet disebutnya kurang maksimal. Pasalnya marapet seharusnya dipasang dan ditanam hingga kedalam tanah. Tetapi kejadian sebaliknya marapet dipasang dengan posisi yang diduga menggantung sehingga tidak mampu menahan debit air irigasi.
“PARD wilayah IV debit air ditinggikan sekitar 100, keadaan tanggul rawan banyak sekali bocoran, karena pasangan marapet menggantung sekali,” ucapnya.
Ia menyebutkan PARD wilayah IV mengaliri sawah petani yang ada di empat kecamatan di Kabupaten Cirebon, sementara jumlah hektar sawah yang membutuhkan air dari aliran irigasi Jati Lawang sebanyak 3500 hektar sawah.
“Klangenan, Gempol, Palimanan Panguragan, Arjawinangun, dan sebanyak 3500 hektar sawah,” sebutnya.
Ia juga pastikan untuk kondisi tanaman yang masih berusia satu bulan, ketika kejadian tersebut terus terjadi hingga beberapa hari kedepan dan belum ada perbaikan secara normal, diduga akan banyak sekali sawah yang akan gagal panen.
“Tanaman yang usia satu bulan kalau seperti ini keadaannya akan gagal panen,”tegasnya. (Kamsur)


