BOGOR. (cirebonbagus.id).- Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Ono Surono berkesempatan menemui Forum OSIS Kota Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (19/3/2023). Bertempat di Aula Gedung DPRD Kota Bogor, Ono Surono melakukan diskusi dan menyerap sejumlah aspirasi yang disampaikan para pelajar.
Pertemuan itu dihadiri pula Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Dadang Danubrata, Anggota Fraksi PDIP DPRD Kota Bogor Laniasari, Iwan Ismanto, dan Ence Setiawan. Termasuk Ketua Taruna Merah Putih Jabar, Niko Rinaldo.
Koordinator Forum OSIS Kota Bogor, Azhar P Dedytama menyampaikan sejumlah keluhan yang dihadapi pelajar. Misalkan saja terkait tawuran dan kekerasan pada pelajar, hal ini karena kurangnya kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan lain selain belajar mengajar.
Menurut pelajar, seringkali pihak sekolah mengatakan tidak mempunyai anggaran untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut.
Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Dadang Danubrata juga sempat memberikan penjelasan. Bahwa setelah kewenangan SMA/SMK diambil alih oleh Pemprov Jabar, sulit sekali untuk melakukan koordinasi apabila ada permasalah.
“Seringkali UPTD Pendidikan Provinsi, tidak bisa mengambil keputusan apabila ada permasalahan dan harus langsung ke Kepala Dinas Pendidikan yang berkantor di Bandung. Seyogyanya kewenangan SMA/SMK dikembalikan ke pemerintah kota/kabupaten,” tandasnya.
Sementara Anggota DPR RI, Ono Surono saat menyikapi persoalan tersebut, jika kewenangan SMA/SMK diatur oleh pemerintah pusat.
“Pasti akan Saya sampaikan ke pemerintah pusat melalui DPR RI, tentang sulitnya komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah provinsi. Bila ada masalah dan aspirasi untuk mengembalikan SMA/SMK di bawah kewenangan pemerintah kota/kabupaten,” kata Ono Surono yang menjabat pula Ketua DPD PDIP Jabar.
Terkait dengan kegiatan ekstra kulikuler dan kegiatan lain, lanjutnya, Ia akan instruksikan kepada Ketua Fraksi PDIP DPRD Jabar untuk membedah anggaran Dinas Pendidikan Pemprov Jabar. Hal ini untuk mendorong alokasi anggaran bagi SMK, yang difokuskan pada fasilitas praktek dan kegiatan lain untuk mencegah tawuran dan tindak kekerasan pada pelajar.
“Jawa Barat masih memiliki indeks lamanya sekolah hanya 8,9 tahun. Artinya hanya sampai kelas 9 atau 3 SMP, maka seyogyanya pendidikan menjadi prioritas yang paling utama,” tegasnya.
Menurutnya, perlu dilakukan evaluasi mendalam tentang program pendidikan di Jabar. Sehingga Jabar lebih baik lagi dalam mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
Setelah diskusi bersama para pelajar, Ono Surono melanjutkan kunjungan ke kediaman Almarhum Arya Saputra. Yakni Siswa SMK Bina Warga yang meninggal karena dibacok oleh siswa SMK lain di Kota Bogor.(Arif/CIBA)