CIREBON, (cirebonbagus.id).- Saat ini, curah hujan yang masih cukup tinggi dan terus menerus tentunya patut diwaspadai karena dapat membuat jalur KA terendam atau amblas.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 3 Cirebon telah siaga dengan memetakan daerah-daerah rawan bencana di wilayah kerja Daerah Operasi 3 Cirebon. Setidaknya terdapat 15 titik yang rawan bencana baik banjir, longsor, kontur tanah yang labil maupun amblas.
Vice President Daop 3 Cirebon, Takdir Santoso mengatakan, pihaknya telah memetakan titik-titik rawan bencana di sepanjang jalur KA.
“Mengingat intensitas hujan yang meningkat di beberapa hari terakhir, kami melakukan upaya-upaya pencegahan potensi gangguan perjalanan KA,” jelasnya, Selasa (11/10/2022).
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh PT KAI Daop 3 Cirebon, ada 15 titik yang rawan bencana banjir, longsor, kontur tanah labil maupun amblas. Oleh karena itu, di titik-titik rawan bencana tersebut telah dilakukan pemantauan.
Daerah-daerah rawan bencana tersebar disejumlah titik diantaranya, 10 Titik rawan banjir seperti di KM 125+704 di Stasiun Pegaden Baru-Cipunegara, KM 131+945 di Stasiun Cipunegara-Haurgeulis, KM 177+249 di Stasiun Telagasari-Jatibarang, KM 174+248, KM 177+542, KM 185+210 dan KM 187+603 di Stasiun Tanggung-Losari, KM 161+644 di Stasiun Brebes-Tegal, di KM 252+664 dan KM 264+7/8 di Stasiun Ciledug-Ketanggungan serta 5 Titik Daerah rawan kontur tanah labil, rawan longsor dan ambles seperti KM 138+500 s.d 139+000 dan 141+000 s.d 141+100 di Stasiun Haurgeulis-Cilegeh, KM 149+700 s.d 150+700 di Stasiun Cilegeh-Kadokangabus, KM 175+000 s.d 176+200 Stasiun Terisi-Jatibarang dan KM 277+500 s.d 278+600 di Stasiun Larangan-Songgom.
Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan Daop 3 Cirebon untuk meminimalisir potensi bahaya akibat bencana yang mungkin dapat mengganggu perjalanan KA, diantaranya dengan normalisasi saluran air dari tumpukan sampah, membuang lumpur ke luar rumija, membuat trucuk dari bambu dan penahan tanah dengan menggunakan karung diisi tanah dan retaining wall, serta penempatan AMUS (Alat Material Untuk Siaga) di 17 titik yaitu di Stasiun Pabuaran, Pasirbungur, Pegaden baru, Haurgeulis, Terisi, Jatibarang, Arjawinangun, Cirebon, Cirebon Prujakan, Babakan, Tanjung, Bulakamba, Brebes, Sindang Laut, Ciledug, Ketanggungan, dan Songgom.
Alat material Untuk Siaga (AMUS) disiapkan untuk mengantisipasi banjir dan ambles dititik rawan itu. Alat material untuk siaga sendiri merupakan alat bantu darurat yang terdiri dari peralatan kerja dan material, diantaranya bantalan rel dan batu balas. Persiapan tersebut untuk tindakan cepat ketika terjadi gangguan.
“Kami juga menerjunkan petugas dari Daop 3 Ciirebon untuk melakukan pemantauan di titik-titik rawan bencana, dan menambah Petugas Penilik Jalur (PPJ) ekstra” kata Takdir. (ROBI/CIBA)