KABUPATEN CIREBON. – Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag., angkat bicara terkait mundurnya tujuh orang pengurus inti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon periode 2023–2027, termasuk satu dewan pembina. Pengunduran diri secara serempak tersebut menuai tanda tanya dan memantik perhatian publik.
Dalam keterangannya kepada media, Bupati Imron menilai bahwa ada sesuatu yang perlu dicermati secara mendalam di balik pengunduran diri massal tersebut.
“Dicari dulu duduk permasalahannya, karena kalau ada asap, pasti ada api. Secara logika, tidak mungkin orang mundur secara serentak, dengan tulisan yang sama, dan tanggal pengunduran yang juga sama,” ujar Imron, Rabu, (24/6).
Imron juga menyayangkan kurangnya komunikasi antara pengurus KONI dengan pihak Pemerintah Kabupaten Cirebon. Ia menyebut, selama ini tidak pernah ada koordinasi resmi yang dilakukan oleh KONI kepada pihaknya, baik terkait program, permasalahan internal, maupun agenda-agenda penting keolahragaan di daerah.
“Secara personal, para pengurus KONI tidak pernah berkoordinasi dengan kami. Dari mulai persoalan pemecatan, mosi tidak percaya, hingga sekarang ada yang mundur, kami tidak pernah diajak bicara,” ujarnya.
Terkait kesiapan Kabupaten Cirebon dalam menghadapi Babak Kualifikasi Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat (BK Porprov Jabar), Imron menyampaikan harapannya agar KONI bisa menyiapkan strategi yang matang agar target peringkat 15 besar dapat tercapai.
Namun, dirinya menegaskan bahwa perencanaan dan evaluasi yang baik sangat diperlukan untuk mencapai prestasi olahraga yang maksimal.
“Kalau ingin juara atau mendapatkan hasil maksimal, ya harus dikonsep dan dianalisis dulu. Dari dulu KONI tidak pernah mengajak diskusi bersama. Jadi kita tidak tahu perkembangan mereka seperti apa,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Cirebon, lanjut Imron, pada prinsipnya selalu mendukung pengembangan olahraga di daerah. Namun dukungan tersebut harus berjalan seiring dengan transparansi, komunikasi yang terbuka, serta koordinasi antara KONI dan pemerintah daerah, punkasnya. (APIP/CIBA)