CIREBONBAGUS – Perkembangan tekhnologi dan informasi adalah salah satu sarana yang dipergunakan oleh kalangan pengedar Narkoba dinegeri ini dan tidak pandang bulu mereka akan memasuki wilayah yang dianggap potensial hingga kepelosok desa yang dijadikan pusat peredaran hingga pendistribusian yang cepat merambah ke semua wilayah di negeri ini.
penyalahgunaan narkoba di Indonesia dewasa ini sudah sangat mengkhawatirkan. Narkoba masuk ke semua lini masyarakat, bahkan sudah sampai hingga ke desa. Untuk dibutuhkan media yang efektif sebagai sarana edukasi dan kampanye tentang bahaya narkoba. Salah satu media yang efektif adalah film. Film dapat dijadikan inspirasi serta bahan diskusi terkait narkoba dan bahayanya.
Hal itu disampaikan Direktur Badan Narkotika Nasional (BNN), Brigjen Pol Siswandi, dalam acara Artha Graha Peduli untuk sosialisasi Gerakan Peduli Anti Narkoba dan promo film “3 Pilihan Hidup” di Resort Grage Sangkan, Kuningan, Sabtu malam (12/03).
Selain dihadiri beberapa pemain film 3 Pilihan Hidul, seperti Tessy dan Mpok Atiek, acara tersebut dihadiri Yuliarso dari DPRD Kota Cirebon, Kepala RS Gunung Jati Cirebon, drg. Heru Purwanto, Ketua Yayasan Baitul Ilmi, Fifi Sofiah Effendi, Pembela Kesatuan Tanah Air (PEKAT), dan elemen masyarakat yang anti narkoba.
Dikatakan Brigjen Pol Siswandi, film 3 Pilihan Hidup merupakan film pertama yang dibuat Gerakan Peduli Anti Narkoba (GPAN). Ceritanya diangkat dari kisah nyata perjalanan artis/pelawak Tessy ketika terjerumus ke dalam jurang narkoba.
“Selain Tessy yang bermain sebagai peran utama, film ini juga dibintangi artis senior Roy Marten dan Mpok Atiek,” katanya.
Brigjen Pol Siswandi menjelaskan, alur cerita film ini berkaitan dengan tiga pilihan hidup yang ditujukan bagi orang-orang yang terjerumus atau terlibat narkoba. Mereka itu bisa penyalahguna, pecandu, kurir, bandar maupun home industri narkoba.
Pilihannya yakni berupa rehabilitasi, penjara atau mati. Bagi penyalahguna atau pecandu narkoba bisa diobati dengan cara rehabilitasi. Jika tidak bersedia direhabilitasi, tentu saja akan berhadapan dengan aparat penegak hukum dengan hukuman penjara. Kalau sudah begitu tinggal menunggu ajal menjemput.
“Meninggal bisa karena vonis hukuman mati ataupun mati sia-sia karena efek bahaya narkoba,” ujarnya.
Ia menambahkan, Film 3 Pilihan Hidup juga didukung Artha Graha yang sempat berniat membawa film ini ke kancah internasional. Untuk gala premiere, rencana awalnya akan dilaksanakan pada 26 Juni 2016 mendatang. Tapi karena saat itu bertepatan dengan bulan puasa, maka diundur setelah lebaran serta akan ditayangkan serentak di seluruh Indonesia.
“Diharapkan film 3 Pilihan Hidup dapat menginspirasi masyarakat, sehingga peredaran narkoba dapat dibersihkan, dan di jauhkan dari generi negeri yang tak berdosa ini ( CB02)