Arah Pantura, Cirebon – TNI Angkatan Laut (AL) memutuskan untuk tidak mengangkat bangkai kapal RI Gajah Mada ke daratan demi menjaga nilai sejarahnya. Hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal), Laksamana Madya TNI Erwin S Aldedharma, dalam konferensi pers yang digelar di Pelabuhan Kejawanan, Kota Cirebon, Senin (20/1/2025).
“Kami tidak akan mengangkat bangkai kapal RI Gajah Mada yang dipimpin Kapten Samadikun. Kapal ini adalah bagian dari sejarah bangsa, dan kami ingin menjaganya tetap berada di bawah laut sebagai bukti abadi dari artefak sejarah,” ujar Laksdya Erwin.
Wakasal juga memastikan bahwa kapal yang ditemukan tenggelam di perairan Cirebon adalah RI Gajah Mada. Hal ini diperkuat dengan identifikasi kode lambung kapal.
“Berdasarkan hasil penyelaman, kami memastikan bahwa kapal yang tenggelam ini adalah RI Gajah Mada dengan kode lambung GM. Selama ini ada yang mengira bahwa kode lambungnya adalah 408, namun temuan ini memastikan kapal dengan kode lambung GM-lah yang berada di perairan ini,” tambahnya.
Sebanyak 46 penyelam gabungan terlibat dalam proses eksplorasi dan peringatan di lokasi tenggelamnya kapal. Para penyelam berasal dari TNI, Polri, masyarakat setempat, hingga komunitas penyelam. Salah satu penyelam yang terlibat bahkan adalah seorang perempuan.
“Para penyelam kami tugaskan untuk meletakkan karangan bunga di sekitar bangkai kapal RI Gajah Mada sebagai bagian dari peringatan Hari Dharma Samudera,” jelas Laksdya Erwin.
Peletakan karangan bunga ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada sejarah maritim Indonesia. Dengan membiarkan bangkai kapal tetap berada di dasar laut, TNI AL berharap generasi mendatang dapat terus mengenang kisah kapal RI Gajah Mada dan para pahlawannya. Makin Tahu Indonesia. (Yuni)
Artikel ini tayang juga di ArahPantura.id