CIREBON, (cirebonbagus.id).- Meskipun di masa pandemi Covid-19, tradisi nyiram gong sekati yang ada di Keraton Kanoman tetap berjalan dengan mematuhi protokol kesehatan.
Nyiram gong seketi ini merupakan salah satu tradisi ritual panjang jimat atau muludan yang dilakukan setiap tahun oleh keluarga Keraton Kanoman Cirebon.
Gong sekati sendiri dibawa dari bangsal ukiran menuju ke langgar untuk dilakukan pencucian.
Juru Bicara Keraton Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi mengatakan, kegiatan pencucian gong sekati ini berbeda dengan tahun sebelumnya di mana tahun sekarang merupakan tahun pandemi Covid-19.
“Nyiram gong sekati hanya dilakukan oleh kerabat Keraton Kanoman karena kita tetap harus menerapkan protokol kesehatan,” katanya, Minggu (25/10/2020).
Arimbi juga menjelaskan, setelah prosesi acara nyiram gong sekati nanti gong sekati tersebut dibawa menuju madikaresmen untuk ditata kembali sebelum dibunyikan.
“Gong sekati tersebut nantinya setelah prosesi lamaran sore harinya awit muni gong (pertama gong berbunyi),” katanya.
Menurut Arimbi, kegiatan tradisi ini merupakan bentuk syiar dalam rangkaian Maulid Nabi Muhammmad SAW.
“Jadi sebelum gong sekati dibunyikan kita berharap kembali trah menjadi muslim dengan membaca 2 kalimat sahadat dan gong sekati tersebut dibunyikan menjelang waktu salat sampai waktu tradisi pelal datang,” katanya.
Lanjut Arimbi, pihak Keraton Kanoman Cirebon dalam melakukan kegiatan agenda Maulid Nabi Muhammad SAW ini tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Prosesi kegiatan ritual Panjang Jimat atau Muludan akan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan yang sudah kami sediakan serta menjaga jarak. Kami meminta supaya masyarakat memaklumi kegiatan ini karena masih dalam pandemi Covid-19 jadi kami berharap, mari bersama-sama kita menekan penyebaran Covid-19,” ujarnya. (CIBA-07)