CIREBON, (cirebonbagus.id).- WUR tawurji tawur, selamat dawa umur lan gampang rejeki. Penggalan syair berbahasa Jawa tersebut merupakan bagian dari tradisi Tawurji yang biasa dilakukan masyarakat Cirebon menjelang memasuki Maulid Nabi atau Bulan Maulid.
Tawurji adalah tradisi warisan budaya Sunan Gunung Jati yang diperingati setiap akhir bulan Syafar dalam penanggalan Jawa yang pada intinya merupakan bentuk sodakoh keluarga keraton di hari Rabu terakhir bulan Syafar atau yang biasa disebut Rabu Wekasan sebagai upaya menolak segala jenis musibah.
Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan, tradisi tawurji pada tahun ini berbeda dengan tradisi pada tahun-tahun sebelumnya yang biasanya dipenuhi warga untuk mengikuti prosesi tersebut.
Namun dengan kondisi saat ini, di mana pandemi Covid-19 belum menunjukkan kondisi yang membaik, pihak Keraton Kanoman menjalankan prosesi tawurji secara terbatas yang hanya diikuti sedikit orang, khususnya keluarga di lingkungan keraton saja.
“Hanya putra-putri Sultan Kanoman XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran, patih Kesultanan Kanoman dan sejumlah abdi dalam keraton,” ujarnya, Rabu (14/10/2020).
Setelah prosesi tawurji yang tahun ini dilakukan secara tertutup dan terbatas di Kedaton Keraton Kanoman Cirebon, dilanjutkan dengan tradisi ritual Ngapem yang dilakukan di Bangsal Paseban Keraton yang juga dilaksanan secara terbatas.
Dalam tradisi ngapem, Keluarga keraton membuat kue apem yang nantinya dibagikan ke masyarakat setelah sebelumnya memanjatkan doa kepada Allah, dan tawasul kepada para wali dan leluhur raja-raja Keraton Kanoman.
“Prosesi ngapem juga berjalan tertutup tanpa melibatkan banyak pihak namun tanpa mengurangi kekhusukan dan esensi doa di dalamnya,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, mudah-mudahan pasien yang terkena Covid-19 dapat sembuh, yang sehat dapat terhindar dari virus.
“Apresiasi tertinggi juga untuk tenaga medis maupun seluruh pihak yang terlibat yang sedang melakukan upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (Josa/CIBA)