CIREBON, (cirebonbagus.id).- Peran media massa sangat strategis dalam penyampaian informasi terkait penanganan bencana, sehingga perlu kerjasama oleh sejumlah pihak yang berkepentingan.
Termasuk wartawan, sehingga mampu menyampaikan pemberitaan berimbang dan tidak simpang siur, baik pada saat kondisi tanggap darurat maupun masa rehabilitasi pasca bencana.
Media massa juga harus mengetahui sejauh mana peran wartawan dalam menjalankan tugas pada saat kegiatan penanggulangan dan rehabiilitasi serta rekonstruksi.
Setiap kejadian bencana yang berdampak pada khalayak ramai, bisa dipastikan terjadi kepanikan bagi warga yang terdampak, sehingga secara psikologis harus ditenangkan agar tidak berdampak lebih luas.
Suasana keakraban sangat terasa antara Wali Kota Cirebon, Drs. Nashrudin Azis, S.H., dengan puluhan jurnalis saat kegiatan Character Building di Guci Forest, Tegal, Jawa Tengah, Rabu (24/5/2023).
Character Building kali ini mengusung tema Mewujudkan Jurnalis Sigap Bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon menjadi pengampu dalam kegiatan tersebut.
Para jurnalis yang bertugas di Kota Cirebon dilatih fisik dan mental selama mengikuti kegiatan. Mereka harus menaklukan sejumlah tantangan dan rintangan yang berkaitan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Azis mengatakan, para jurnalis merupakan garda terdepan dalam menyampaikan informasi saat terjadi bencana. Terlebih jurnalis merupakan bagian dari pentahelix prabencana, saat bencana dan pascabencana.
“Informasi-informasi dari rekan jurnalis saat membantu kami dalam pemetaan potensi dan saat terjadi bencana,” kata Azis.
Menurut Azis, jurnalis berperan dalam mengedukasi masyarakat di daerah rawan bencana agar selalu waspada. Termasuk melakukan pencegahan dini terhadap bencana yang disebabkan kerusakan alam oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab.
“Edukasi kebencanaan bukan hanya tugas pemerintah, namun semua pihak, termasuk juga teman-teman jurnalis,” tuturnya.
Di sisi lain, jurnalis harus mampu memberikan pertolongan pertama kepada korban bencana. Hal ini yang mendasari diadakannya Character Building ini.
“Insan media diajarkan dasar-dasar memberikan pertolongan pertama kepada korban bencana,” katanya.
Azis berharap, ilmu yang didapatkan dalam Character Building bisa diimplementasikan saat terjadi bencana, terlebih saat berada di dekat korban bencana.
“Semoga ilmu yang telah dipelajari bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain,” katanya.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik, (DKIS), Matuf Nuryasa, AP MSi mengatakan setiap penanganan bencana, hendaknya masyarakat dapat mengetahui apa saja yang dilakukan pemerintah dan sejumlah pihak terkait melalui pemberitaan media massa, baik cetak maupun elektronik.
“Dalam hal ini, pemberitaan harus jelas dengan nara sumber yang memang mengetahui situasi di lapangan, sehingga informasi yang disampaikan benar-benar akurat dan tidak bias atau simpang siur yang bisa membingungkan masyarakat,” kata Maruf..
Maruf menambahkan agar jajaran media massa juga harus mengetahui sejauh mana peran wartawan dalam menjalankan tugas pada saat kegiatan penanggulangan dan rehabiilitasi dan rekonstruksi.
Setiap kejadian bencana yang berdampak pada khalayak ramai, bisa dipastikan terjadi kepanikan bagi warga yang terdampak, sehingga secara psikologis harus ditenangkan agar tidak berdampak lebih luas.
Kendati demikian, hal itu juga harus diimbangi dengan kesigapan petugas dalam penanganan bencana, baik pada tahap tanggap darurat maupun rehabilitasi dan rekonstruksi, sehingga kepanikan masayarakat bisa segera diatasi.
“Jika hal ini sesuai harapan, termasuk sinergi dengan wartawan. Bisa dipastikan upaya penanggulangan bencana dapat berjalan lancar karena masyarakat merasa puas dengan kinerja aparat, termasuk berbagai pemberitaan yang menyejukan,” kata Maruf.
Salah seorang wartawan Muslimin mengatakan kegiatan pelatihan tentang kebencanaan alam cukup bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan jurnalis tentang keselamatan diri saat bertugas meliput kejadian bencana alam.
Apalagi wilayah tugas liputan di Cirebon memiliki potensi bencana alam yang cukup tinggi, dan sering terjadi bencana alam seperti banjir, dan longsor saat musim hujan.
“Acara ini cukup bagus apalagi di Cirebon potensi bencananya memang tinggi, sehingga perlu pemahaman tentang mitigasi kebencanaan,” katanya. (Adv/CIBA)