KABUPATEN CIREBON.- Usai perayaan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, keluarga besar Kesultanan Keraton Kanoman Cirebon kembali menggelar tradisi tahunan Grebeg Syawal, Senin (7/4/2025).
Tradisi ini dimulai dengan ziarah ke makam leluhur di Kompleks Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, tepat pada hari kedelapan Idulfitri.
Pantauan di lapangan, iring-iringan keluarga besar Kesultanan Kanoman tiba di kompleks makam Sunan Gunung Jati sekitar pukul 06.55 WIB. Rombongan dipimpin langsung oleh Patih Keraton Kanoman, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran.
Setibanya di lokasi, rombongan masuk melalui pintu utama dan berjalan menuju puncak Gunung Sembung, tempat dimakamkannya Syekh Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.
“Rombongan keluarga Keraton Kanoman juga melewati tujuh pintu atau Lawang Pitu menuju ruangan dalam makam, yakni Pintu Pasujudan, Ratna Komala, Jinem, Rararoga, Kaca, Bacem, dan Teratai,” ujar Sekretaris Kesultanan Kanoman, Gusti Ratu Raja Arimbi Nurtina.
Di depan Lawang Pitu, warga sekitar turut menggelar doa bersama sebagai bentuk penghormatan dan permohonan keselamatan. Setelah bertahlil dan berdoa di makam utama, prosesi dilanjutkan dengan ziarah ke makam leluhur lainnya seperti Panembahan Ratu I, para Sultan Cirebon, hingga Putri Ong Tien Nio, istri Sunan Gunung Jati yang berasal dari Tiongkok.
Rangkaian acara kemudian dilanjutkan ke Pasanggrahan Kanoman untuk beristirahat. Di sana, para kerabat dan keluarga keraton disuguhi hidangan khas Cirebon oleh para Jeneng dan Kraman Astana Gunung Jati.
Puncak kemeriahan terjadi saat digelarnya tradisi Surak, yakni pembagian uang sedekah kepada masyarakat. Warga tampak antusias dan berebut uang koin yang dibagikan secara simbolis oleh keluarga keraton.
Tradisi Grebeg Syawal menjadi bentuk pelestarian budaya sekaligus doa bersama untuk keselamatan umat, yang hingga kini tetap dijaga oleh Kesultanan Keraton Kanoman Cirebon. (Wandi/Arif)