CIREBON, (cirebonbagus.id).- Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon menyatakan lahan pertanian yang masuk dalam lahan perlindungan/ lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) akan diberikan insentif berupa subsidi benih dan subsidi premi.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Wasman, mengatakan, seluas 40 hektare lahan pertanian yang telah ditetapkan tidak akan berkurang. Guna memastikan keberhasilan hal itu, menurut Wasman, beragam upaya akan dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, melalui Dinas Pertanian.
Sebab, kata dia, kalau pihaknya memberikan ruang untuk pemukiman, pabrik, dan peternakan, hal tersebut berada di luar 40 ribu hektare lahan yang ditetapkan.
“Nah, sekarang pemerintah daerah konsen rencana di 2022 akan memberikan insentif kepada para petani yang ada di 40 ribu,” ujar Wasman, Selasa (9/2/2021).
Adapun bentuk insentif tersebut, lanjut dia, yang pertama adalah subsidi benih dan kedua subsidi premi asuransi. Untuk sementara ini, pihaknya mempunyai program asuransi usaha tani padi (UTP) itu dari Kementerian Pertanian.
“Petani disubsidi premi, yang harusnya satu hektare satu musim Rp 180.000, petani cukup bayar Rp 36.000,” ungkapnya.
Sambung Wasman, yang Rp 36.000 pun dibayar sama pemerintah daerah sehingga petani itu preminya menjadi Rp 0. Itu menjadi rencana 2022. “Kami sekarang lagi pendataan petani yang ada di 40 ribu hektare, karena harus by name by adress,” katanya.
Ia menegaskan, hal tersebut merupakan sebuah inti dari perlindungan lahan pertanian seluas 40 ribu dan perlindungan terhadap para petani,“ Kan petani harus ada konpensasi, petani harus ada insentif,” katanya.
Bahkan, kata dia, yang bagus lahan 40 ribu itu, dikuasai oleh pemerintah daerah. Ia mencontohkan, negara yang melakukan hal tersebut di antaranya adalah Malaysia, Singapore, dan Arab.
Sebab, jika lahan tersebut dikuasai oleh pemerintah, ia memastikan, masyarakat tidak akan keberatan jika lahan tersebut dipergunakan untuk apa saja.
“Tapi mudah-mudahan ke depan, pemerintah daerah juga semakin respon. Karena kita dituntut untuk meningkatkan produksi, di tahun 2024 itu kita ditarget harus mampu menghasilkan antara 450 sampai 500 ribu ton beras,”pungkasnya. (Effendi/CIBA)