SUMBER – Aksi unjukrasa mahasiswa tergabung dalam Front Mahasiswa Demokrasi berlangsung memanas saat pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon periode 2014-2019, Senin (15/9). Tampak kericuhan antara mahasiswa pengunjuk rasa dan polisi sempat tejadi.
Mahasiswa sempat beradu jotos dengan aparat saat mereka memaksa untuk masuk ke dalam gedung DPRD tempat para wakil rakyat bersumpah untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. Aksi mereka sempat menarik perhatian aparat yang tengah mengamankan jalannya pelantikan anggota DPRD.Di tengah jalan, massa membakar ban bekas dan terus berorasi. Mereka menuntut para wakil rakyat yang sedang dilantik itu untuk membuat komitmen khusus agar bersedia mundur jika tak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Merasa aspirasinya tak didengar, beberapa kali massa mencoba merangsek masuk ke halaman Gedung DPRD. Namun aparat yang sigap melakukan blokade berhasil menghalau mereka. Beberapa mahasiswa dan aparat yang tersulut emosi bahkan sempat terlibat baku pukul setelah aksi saling dorong.
Salah seorang perwakilan mahasiswa, Edwin mengatakan, aksi tersebut dilakukan para mahasiswa agar para anggota DPRD yang baru benar-benar bisa mengoptimalkan tugas dan fungsinya sebagai wakil rakyat. Tuntutan itu terpaksa ditagih karena para wakil rakyat sebelumnya dinilai tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik.
“Jika tidak bisa menjalankan tugas dan cepat tanggap menyikapi permasalahan di masyarakat, kami ingin mereka sukarela mundur,” ungkap Edwin, Senin (15/9).
Edwin menambahkan mahasiswa menilai mereka selama ini telah membohongi rakyat, karena kinerjanya belum berhasil mengentaskan tingkat kemiskinan, tingkat buta huruf dan beban biaya sekolah yang masih tinggi bagi masyarakat. Kekhawtiran serupa muncul di tengah masyarakat, karena DPRD Kabupaten Cirebon 2014-2019 kembali dihuni oleh sekitar 50 persen muka lama. (CB02)