CIREBON, (cirebonbagus.id).- Kebhinekaan memang sudah selayaknya selalu dijaga, salah satunya datang dari peran pers. Untuk itu lah Dewan Eksekutif Mahaiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menggelar kegiatan diskusi “Peran Pers Sebagai Pionir Kebhinekaan”, Senin, (10/2/2020).
Kegiatan yang berlangsung di Cafe Saung Perjuangan tersebut, sekaligus memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari.
Ketua pelaksana, Irmayanti mengatakan, saat ini perihal hoax atau kabar bohong masih menjadi sesuatu yang menakutkan bagi kebhinekaan di negeri kita. Karenanya dirasa perlu untuk mengkaji kebhinekaan kembali.
“Saya rasa banyak ragam untuk menjaga kebhinekaan, salah satunya lewat kajian seputar pers ini,” katanya.
Muhammad Deden Jalaluddin, selaku ketua Dema FUAD IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengungkapkan, kegiatan diskusi semacam itu telah rutin dilaksanakan ketika bertepatan dengan hari-hari besar.
“Yang kami namakan dengan DPR atau Diskusi Panel Revolusi,” kata Deden.
Ia melanjutkan, dengan peringatan hari pers kemarin, maka selain kita mengkaji seputar pers, juga membahas pentingnya akan kebhinekaan.
Sementara itu, Ahmad Rofahan, yang hadir sebagai pemateri menyampaikan, pada saat ini arus media sangat cepat, tak hanya pada media cetak saja, melainkan pesatnya informasi yang berbasis online.
Bahkan pada detik ini, lanjut dia, media online cukup bermodal website gratisan, ambil misal wordpress.
“Walhasil, tidak hanya wartawan, masyarakat pun dapat mempublikasikan berita. Positifnya memang masyarakat dapat bersuara. Namun selain itu juga perspektif masyarakat akan berbeda, karena bukan hasil dari seorang wartawan,” kata pria yang bekerja di Medcom.id itu.
Ia meyakini, hal seperti ini lah yang menjadi peluang penyebaran hoax yang berpotensi menjadi perpecahan. Hingga akhirnya mengancam kebhinekaan bangsa. (CIBA-05/Rilis)