CIREBON, (cirebonbagus.id).– Baru-baru ini beredar video penyegelan salah satu pintu di komplek Keraton Kasepuhan Cirebon pada media sosial.
Pada video tersebut terlihat sekelompok orang yang memasang gembok pada pintu Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon.
Tak hanya itu, ada juga video lainnya, pria yang sama yang mengklaim sebagai keturunan Sultan Sepuh XI Raja Jamaludin Aluda Tajul Arifin.
Ia menyatakan, siap mengambil alih kekuasaan Kesultanan Cirebon dari tangan Sultan Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat dalam video berdurasi satu menit 10 detik tersebut.
“Hari ini, Sabtu tanggal 27 Juni 2020. Kami keturunan asli dari Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin. Dengan ini kami menyatakan mengambil alih Keraton Kasepuhan dari tangan saudara Arief. Demikian statemen kami buat untuk disebar luaskan ke Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat dan masyarakat Kota Cirebon,” ujarnya dalam video tersebut.
Pria yang mengklaim sebagai keturunan Sultan Sepuh XI dan menyegel ruangan Dalem Arum Keraton Kasepuhan tersebut diketahui bernama Rahardjo Djali.
Ketika ditemui di Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon, Rahardjo mengaku sebagai cucu dari istri kedua Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin, Nyi Mas Rukjah. Ia mengatakan, aksi yang dilakukannya karena ia merasa kaget dengan kondisi keraton sekarang yang menurutnya tidak terawat.
“Semua bangsal kotor, banyak puntung rokok, bekas botol mineral, dan banyak kotoran kelelawar yang sudah berkerak,” ungkapnya.
Rahardjo mengaku sudah melayangkan permintaan untuk berdialog bersama Sultan Kasepuhan, PRA Arief Natadiningrat terkait masa depan keraton. Namun, menurutnya Sultan Kasepuhan tak menggubrisnya.
“Yang bersangkutan tetap menolak dengan tidak memberikan jawaban. Ini udah berlangsung lama sekali, sudah lebih dari lima tahun,” papar Rahardjo.
Pernyataan resmi
Menanggapi kejadian tersebut, Sultan Kasepuhan, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat mengeluarkan beberapa poin pernyataan resmi dalam rilisnya.
“Kami Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon PRA. Arief Natadiningrat, ingin menjelaskan tentang hak turun temurun Kesultanan Kasepuhan Cirebon, sehubungan dengan adanya perisitiwa yang disebarluaskan tentang Keraton Kasepuhan,” katanya.
Pertama, Keraton Kasepuhan Cirebon, sampai saat ini masih dalam kondisi kondusif, wewenang dan kendali Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat.
Kedua, oknum yang mengaku telah mengambil alih Keraton Kasepuhan Cirebon bukanlah orang yang berhak atas tahta Keraton Kasepuhan Cirebon, baik secara silsilah, adat istiadat serta tradisi yang berlaku secara turun temurun Kasultanan Kasepuhan Cirebon, sehingga tindakan tersebut merupakan tindakan iseng yang sangat tidak berdasar.
Ketiga, oknum tidak berhak atas gelar Kerajaan dan BUKAN SULTAN dan bukan merupakan putra Sultan, hal mana yang berhak atas gelar Sultan harus merupakan putra Sultan, sesuai adat istiadat serta tradisi yang berlaku secara turun temurun Kesultanan di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Keempat, perbuatan oknum dkk telah melanggar hukum, mencemarkan nama baik, masuk tanpa izin dan telah menyiarkan berita kebohongan, oleh karenanya telah melanggar UU ITE dan KUHP yang masuk ranah pidana.
Kelima, oleh karena itu kejadian tersebut layak dilaporkan secara hukum ke Kepolisian atas tindakan oknum dkk, demi tegaknya hukum dan menjaga marwah Keraton Kasepuhan Cirebon.
“Keenam, untuk itu kami mohon doa dan dukungan dari para wargi Kesultanan, pemerintah, aparat keamanan agar masalah yang memalukan ini dapat diselesaikan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Pangeran Arief saat ini sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat. (Josa/CIBA)