CIREBON, (cirebonbagus.id).- Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus sebagai pintu gerbang juga perbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah.
Kendati demikian Kabupaten Cirebon juga merupakan salah satu daerah yang masuk dalam kategori rawan bencana, baik bencana banjir, kekeringan bahkan bencana longsor.
Namun dalam ini Kepala Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten, Alex Suheriawan menyampaikan pihaknya memiliki langkah-langkah maupun program guna penanggulangan, penanganan serta meminimalisir pontensi resiko bencana di wilayah kabupaten Cirebon.
Diantaranya pertama pihaknya mentargetkan indeks resiko bencana kabupaten Cirebon di tahun 2022 sudah berada diatas rankingnya seJawa barat,minimal berada dirangking 15.
“Karena pergeseran dari dulu ring 6 kemudian ring 9 sekarang sudah rangking di atas 10 sebelum reviuw. Mudah-mudahan target di tahun 2022 sudah diatas rankingnya minimal rangking 15 se Jawa barat,”ujarnya kepada sejumlah awak media di tempat kerjanya. Selasa (18/1/2022)
Akex menyebutkan, ada langkah-langkah strategis yang akan di lakukan guna mencapai target tersebut, menurutnya ada beberapa ranah diantaranya ranah pedoman, atau kajian/dasar sebagai pijakan awal terkait kebencanaan.
Pertama reviuw tentang kajian resiko bencana kabupaten Cirebon,yaitu masih kata Alex, kita harus mengetahui betul letak resiko di kabupaten Cirebon.”Sampai saat ini sejauh mana sehingga bisa kita ukur apa langkah yang bisa dilakukan untuk mencapai target yang kita harapkan,” ungkapnya.
Kedua BPBD juga akan reviuw kajian kontigensi bencana berkaitan dengan banjir, kekeringan dan pergerakan tanah. Selanjutnya setelah melakukan ranah awal tadi, kemudian masuk ke ranah program untuk melakukan penanggulangan terkait penanganan bencana.
Tambah Alex, guna mendukung hal itu pihaknya akan membentuk sekretariat bersama kebencanaan. Dimana didalamnya, sambung Alex, ada pentahelik yaitu ada Pemda ,akademisi, media massa, swasta dan masyarakat.Ia pun berharap dengan adanya semua pihak berkumpul di sekretariat bersama kebencanaan tersebut maka tanggung jawab penanggulangan, penanganan bencana semuanya itu milik kita bersama.
“Di dalam di sekretariat bersama tersebut maka kita bisa memetakan atau melakukan sinkronisasi potensi dari masing-masing yang di miliki yang akhirnya gol nya adalah integrasi program,”ujarnya
“Sehingga tidak tercecer di berbagai macam sendi kehidupan program-program kebencanaan bisa bahu membahu mengatasi kebencanaan itu sendiri,” sambung Alex.
Lebih jauh Alex menuturkan,ditahun 2022 pihaknya berharap mendeklarasikan atau membentuk forum peduli bencana daerah. Yang isinya terdiri dari institusi, lembaga kemudian organisasi apapun bentuknya akan berkumpul secara kelembagaan.
Kemudian pihaknya pun akan mencoba melaunching membentuk relawan bencana daerah yang terdiri dari personal individu yang peduli akan kebencanaan dan ingin berbuat. Sehingga mereka (relawan-red) terigister bisa dipertanggungjawabkan dan bisa terpetakan potensinya dalam bentuk kompetensi.
“Kalau ada pengembangan kompetensi kita bisa lakukan pengembangan melalui data best yang kita punya,” pungkasnya.(Effendi/CIBA)