CIREBONBAGUS.Id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon menilai Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra terlalu sering melakukan mutasi. Hal ini menimbulkan persoalan di kalangan Aparatur sipil Negara (ASN).
Demikian diungkapkan Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Cirebon, Junaedi terkait rendana DPRD membuat Raperda Inisiatif Tentang Promosi Pengisian ASN Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Administrasi dan Fungsional Lingkup Pemerintah Kabupaten Cirebon, Selasa (17/10). Junaedi mengatakan Raperda mengatur mutasi dan penempatan orang sesuai dengan latar belakang kemampuannya.
“Bupati Cirebon selama ini terlalu cepat melakukan rotasi dan mutasi untuk ASN di lingkungan Pemkab Cirebon. Belum dua tahun, kepala dinas sudah geser. Bagaimana mereka bisa menunjukkan kinerja dan pelayanan yang baik kepada masyarakat,” ungkap Junaedi.
Junaedi menambahkan padahal sesuai dengan UU No 5 tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah (PP) No 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS, jabatan eselon 2 atau setingkat kepala dinas paling cepat dimutasi 2 tahun, paling lama 5 tahun. Sekitar 2016 lalu, Bupati Cirebon bahkan sempat melakukan mutasi antara 3 hingga 4 kali untuk jabatan yang sama. Saat ditanyakan apakah inisiasi raperda ini juga karena adanya ASN yang mengeluhkan terlalu cepatnya mutasi dilakukan, Junaedi pun membenarkannya. Bahkan ada pula dua ASN yang menempati satu jabatan yang sama setelah mutasi digelar.
”Tidak hanya ASN, banyak pula masyarakat yang mengadu dan mengeluhkan kondisi tersebut. Sehingga akhirnya mereka pun berinisiatif membuat raperda tersebut,” ujar Junaedi.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua DPRD, Yuningsih terkait DPRD Kabupaten Cirebon menginisiasi rancangan peraturan daerah (raperda). “Mutasi memang kewenangan penuh dari pimpinan daerah, dalam hal ini Bupati Cirebon,” kata Yuningsih.
Saat ini, lanjut Yuningsih, mereka tengah meminta masukan kepada sejumlah ASN, di tingkat kecamatan.
Hasilnya, ada ASN yang meminta jika open bidding atau lelang jabatan tidak hanya untuk menempati eselon dua saja. “Tapi memang kalau terlalu sering, khawatir tidak focus,” kata Yuningsih.(CB01)