CIREBON, (cirebonbagus.id).- Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Cirebon, melakukan pendidikan dan pelatihan bagi relawan, guna antisipasi bencana sebagai bentuk upaya pencegahan dan penanganan tanggap darurat kebakaran pada daerah setempat.
Dinas Pemadam Kebakaran membentuk relawan kebakaran (RK). Personilnya mengambil dari tiap desa. Masing-masing tiga personil dikirimkan. Tugasnya, melaksanakan pencegahan bahaya kebakaran di desanya masing-masing.
“Kita bentuk relawan kebakaran. Satu desa 3 orang. Kami laksanakan selama dua hari,” kata Kepala dinas Damkar, Abdullah Subandi,” Kamis (28/10/2021)
Abdullah memastikan Relawan Kebakaran (RK) itu dibekali. Sebelum ditetapkan, diharuskan mengikuti bimbingan teknis (Bimtek). Ada materi yang disampaikan dan dilanjutkan dengan praktik. Diharapkan, setelah mengikuti Bimtek, RK ini, nantinya bisa membantu Damkar ketika terjadi kebakaran.
“Sebelum api ini membesar para relawan ini sudah siap. Menggunakan APAR atau menggunakan alat tradisional. Seperti karung goni yang sudah dibasahi,” katanya.
Mantan Kadisnakertrans itu menjelaskan saat ini fasilitas APAR belum dimiliki oleh setiap desa. Padahal, sarana itu sebagai penunjang yang harus tersedia. Kedepan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemdes. Agar bisa mengalokasikan pengadaan APAR dari Dana Desa.
“Kita akan koordinasikan, agar ada pengadaan APAR. Juga meminta agar dilakukan pemberdayaan masyarakat, mengenai kebencanaan,” katanya.
Langkah itu dilakukan sesuai dengan amanah Perda no 8 tahun 2020. Bahwa Damkar diwajibkan untuk mensosialisasikan kepada desa tentang kebencanaan. Pun juga, agar setiap desa memfasilitasi APAR.
“Kami diwajibkan untuk mensosialisasikan tentang penanganan kebencanaan terhadap aparat Desa, agar setiap Desa memfasilitasi APAR untuk penanganan secara dini, jika terjadi kebakaran,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pencegahan Damkar, Engku Nursyamsu menjelaskan langkah Damkar membentuk RK, sebagai upaya pencegahan.
“Pencegahan ini kan penting daripada bahaya kebakaran. Mereka diberikan materi tentang api, tentang APAR. Sehingga nanti ilmunya bisa disebarluaskan kepada masyarakat di desa,” ucapnya.
Para peserta pun tidak hanya berkutat dengan penyampaian materi saja. Tapi juga dituntut untuk bisa menguasai alat, dan mempraktikan jika terjadi kebakaran.
“Langsung praktik, dan ada simulasi penanganan kebakaran, “katanya. (Effendi/CIBA)