CIREBON, (CB).-
Dampak kekeringan 2019 ini, ada ribuan Kepala Keluarga (KK) di Kabupaten Cirebon kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra, menyampaikan, berdasarkan data yang dipegang pihaknya, 11 kecamatan yang mengalami kekeringan atau krisis air bersih, yakni Kecamatan Greged, Gebang, Gegesik, Gunung Djati, Kaliwedi, Klangenan, Panguragan, Sedong, Slangit, Suranenggala, dan Talun.‎
“Di Gebang sebanyak satu desa, Greged satu desa, Gegesik satu desa, Gunungjati empat desa, Kaliwedi satu desa, Klangenan satu desa, Talun satu desa, Slangit satu desa, Suranenggala dua desa, Panguragan dua desa, dan Sedong satu desa,” kata Dadang, saat ditemui di kantornya, Rabu (4/9/2019).
Menurutnya, dari 17 desa yang terdampak akibat bencana kekeringan, yakni sebanyak 15.983 kepala keluarga (KK) atau 55.915 jiwa, mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
Sebab, kata dia, di tahun lalu hanya 15 sampai 16 desa saja, sekarang 17 desa. Yang terbaru itu Desa Windujaya di Panguragan, diketahui saat dilakukan saat pemetaan.
Ia melanjutkan, dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh Tim Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, krisis air bersih terjadi mulai Juni dan Juli 2019, berbeda dengan tahun lalu terjadi mulai Agustus sampai September.
“Keringan pada 2019 lebih cepat dibandingkan tahun lalu, karena terjadinya perubahan iklim cuaca ekstrem dan hingga saat ini hujan pun belum turun di wilayah Kabupaten Cirebon,” katanya.
Pihaknya akan terus mengantisipasi, salah satunya dengan suplai air bersih ke masyarakat-masyarakat yang terdampak kekeringan tersebut.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman mengatakan, bila masa hari tanpa hujan melebihi 90 hari, pihaknya akan mengubah status menjadi tanggap darurat dan melaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membuat hujan buatan.
“Kekeringan di Kabupaten Cirebon masih dalam status siaga darurat, sehingga pemerintah masih dapat mengatasi dengan cara menyuplai air bersih dan masyarakat pun masih menikmati air bersih meskipun dalam jumlah sedikit,” kata Eman.
Sampai saat ini, pihaknya belum pernah membikin hujan buatan. Tapi, kata dia, jika tidak hujan, pihaknya akan mengadakan salat istisqa. (CB-05)