Oleh: Adnin Nawawi, Alumni Universitas Bhayangkara Raya
Di tengah berbagai kebutuhan dan tantangan pendidikan di Indonesia, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengenalkan konsep Deep Learning sebagai pendekatan pendidikan. Konsep yang digadang menjadi cikal bakal kurikulum baru bagi pendidikan di Indonesia ini menuai berbagai atensi publik. Harapan dan masukan pun muncul sebagai respon alami kalangan masyarakat dan akademisi.
Dilihat dari konsep dasarnya, deep learning yang merupakan pendekatan dalam pembelajaran ini pintu awalnya adalah attention, dimana dalam ini, perhatian dalam pendidikan merupakan hal yang melibatkan panca indera manusia. Nantinya, setiap kemampuan, pengalaman dan pengetahuan yang didapati dari proses pembelajaran akan menjadi pemantik rasa ingin tahu dan memahami lebih dalam lagi dari proses pembelajaran. (Sipres Kemendikdasmen; 2025)
Mengenai tujuan pendidikan, salah satunya adalah harapan bahwa semakin baik pendidikan seseorang, semakin baik pula kehidupan sosialnya. Hal ini bisa dalam arti bahwa semakin sejahtera juga kehidupannya dengan penghormatan atas capaian pendidikannya. Bisa juga dalam arti bahwa mereka yang berpendidikan baik, maka akan baik pula dalam melakukan peran dan tanggungjawabnuya di kehidupan sosial yang semakin kompleks.
Pendidikan berfungsi sebagai pengendali sosial. Setiap lembaga sekolah atau pendidikan harus mampu menanamkan nilai-nilai moralitas dan kepekaan sosial terhadap kebudayaan dan adat masyarakat. Hal ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya, sekolah menjadi pelayan kontrol sosial dah menata masyarakat. (M Rifki; 2022)
Namun demikian, pendidikan masih seringkali meninggalkan gap yang jauh antara kehidupan di sekolah dengan kenyataan yang akan dialami, tak jarang kegagapan setiap individu terdidik atas fenomena dinamika sosial menjadi pekerjaan rumah yang perlu terus diselesaikan. Agaknya, berangkat dari masalah semacam ini jugalah, deep learning dihadirkan sebagai pendekatan pendidikan. Karena upaya integrasi antara muatan materi dan aplikasinya kehidupan nyata, bagiamana sejatinya deep learning memenuhi kebutuhan sosial kehidupan?
Keunggulan Deep Learning
Salah satu keunggulan penerapan deep learning adalah adanya upaya ‘Personalisasi’ dalam pendidikan. Hal ini didapati dengan pemanfaatan big data serta kecerdasan buatan dalam mempersonalisasi pengalaman belajar siswa. Institusi pendidikan yang dinakhodai guru sebagai pengajar akan mampu menganalisis pola dan preferensi individu. (Unesa; 1/2025).
Kebutuhan akan pendidikan yang beragam, yang mengadaptasi teknologi sebagai platfrom penunjang adalah hal menjadi kian umum. Sekaligus menginduksi dampak penyelenggaraanya, personalisasi pendidikan adalah upaya peningkatan keterlibatan dan efektivitasnya.
Deep learning akan menyediakan pandangan rekomendasi pembelajaran bedasarkan perilaku unik dan kinerja siswa dalam melangsungkan proses pembelajaranan. Selaras demikian, hubungan antara siswa dan materi yang digunakan sebagai bahan ajar akan mendalam. (Liu, et all; 2020)
Manajemen Emosi di Masa Berkembang
Masa menempuh pendidikan juga merupakan masa di mana setiap individu mulai mengembangkan segala potensi dirinya. Termasuk dari segi manajemen emosional, tidak jarang, pendidikan kurang perhatian pada aspek ini. Jika dimanajemisasi dengan baik, akan semakin baik pula karakternya.
Deep learning dengan teknologi menjadi penting dalam mengakses dan memahami emosi dan keterlibatan siswa. Artinya, dengan demikian, analisis dan pengenalan emosi belajar siswa yang dipotensikan oleh deep learning bisa digunakan untuk mengkonstruksikan strategi dan intervensi pembelajaran yang aktif dan progresif.
Pemahaman emosi dalam konteks pendidikan menjadi fokus yang semakin penting. Karena emosi merupakan komponen integral dalam pengalaman pendidikan, emosi memainkan peraman yang sigifikan dalam membentuk bagaimana siswa merespon materi pembelajaran, berinteraksi dengan guru dan rekan, sampai capaian hasil akademiknya. (Mutyati, dkk; 2023)
Deep learning yang menghasilkan analisis sata multimodal memberikan kesempatan pengajar untuk mengidentifikasi kondisi emosional siswa. Nantinya memungkinkan penciptaan lingkungan belajar yang mendukung kebutuhan psikologi dan emosional. Keterlibatan siswa juga bisa diukur dengan menilai respon emosional yang dilihat dari algoritma yang dihasilkan oleh mekanisme deep learning. Intervensi tepat waktu dapat meberikan pengalaman belajar keseluruhan.
Dukungan Lingkungan Sosial
Lingkungan memberikan pengaruh pembentukan nilai-nilai interaksi dengan teman sebaya, guru dan lain sebagainya. Hal ini akan membentuk cara berpikir dan bertindak pada siswa. (Astuti, dkk; 2023).
Di era global yang serba digital, pemahaman emosi bagi siswa akan membantu siswa dalam memahami dan mengelola dampak pemanfaatan media teknologi yang didapati. Pun termasuk atas interaksinya dengan lingkungan sekolah sebagai instansi pendidikan maupun media yang menyediakan banyak informasi. Apalagi jika dihadapkan dengan kebutuhan atas tenaga profesional, kecerdasan dan keterampilan emosi adalah hal mendasar yang wajib dimiliki.
Deep learning yang mengkontekstualisasikan materi dalam kelas dengan kehidupaj sosial dan budaya di kehidupan nyata akan memberikan daya dukung transformasi sosial. Di kehidupan nyata, dimana individu nantinya terlibat sebagai subjek-objeknya, stimulus yang didapat dari pembelajaran secara mendalam akan menjadi bekal yang memadai.
Dengan demikian, interpersonal skills atau keterampilan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungannya dengan individu baik verbal dan non verbal akan semakin matang diraihnya. Meskipun harus dilihat sebagai bukan satu-satunya faktor, deep learning sebagai pendekatan pendidikan boleh jadi perlu terus diejawantahkan guna mendukung proses perbaikan mutu pendidikan.
Semoga terobosan lain juga harus melengkapi dan mengevaluasi kebijakan yang ada.