CIREBON, (cirebonbagus.id).- Memanfaatkan lahan perkarangan rumah untuk dijadikan lahan pertanian, agro wisata dan edukasi hidroponik merupakan sesuatu yang menarik.
Seperti di Griya Hidroponik Cirebon di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa Kedawung, Kabupaten Cirebon, selain menawarkan konsep petik sendiri, juga menjual segala macam produk sayuran hidroponik.
Pengelola Griya Hudroponik, Nugrah Trihadi, mengatakan, sejak awal Desember 2020, Griya Hidroponik sudah mulai produksi, walaupun pembangunannya di awal pada bulan November 2020.
“Griya Hidroponik ini selain bisnis, kami juga ingin membangun sebuah edukasi kepada masyarakat bahwa Cirebon yang dikenal kota yang panas saat kemarau bisa dijadikan lahan pertanian dengan media tanaman hidroponik,” katanya, Minggu (14/3/2021).
Menurut Trihadi, Griya Hidroponik ini dibangun di lahan seluas total 600 meter persegi. Dibangunnya Griya Hidroponik ini berawal ingin membentuk sebuah pasar sayur hidroponik dengan konsep petik sendiri.
“Jadi konsepnya pada saat konsumen datang dan masuk ke dalam green house kami, dia pilih sayurannya, dibersihkan, kemudian ditimbang dan langsung melakukan pembayaran,” ujarnya.
Dipilihnya hidroponik, kata Trihadi, bukan berarti tanaman konvensional tidak bagus, tetapi ada keunggulan dari hidroponik yaitu 100 persen bebas pestisida dan hama.
“Pada saat konsumen datang ambil sendiri tidak perlu menyortir lagi, karena garansi kami sayuran tidak busuk dan hama tidak ada,” katanya.
Trihadi menjelaskan, agro wisata hidroponik dan edukasi Griya Hidroponik memiliki 12 ribu lubang tanam dengan 10 jenis sayuran hidroponik.
Jenis sayuran hidroponik yang ditawarkan yakni pak coy, kangkung, bayam hijau dan merah, selada hijau dan merah, kailan, caisim, kale, hingga sawi pagoda.
“Ada 10 jenis sayuran, walaupun tidak bisa panen setiap saat. Karena memang dari 10 jenis tanaman ini berbeda masa panennya. Ada yang masa panennya tiga Minggu hingga satu bulan, tapi kami berupaya dengan 12 ribu lubang mudah-mudah bisa dipanen setiap hari,” paparnya.
Pihaknya menyadari, tanaman hidroponik ini belum diterima semua kalangan masyarakat, sehingga strategi yang dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi, menyebar brosur, dan akan masuk ke pasar modern.
“Harapan saya ke depan, untuk pasar modern yang ada di Cirebon bisa mengakomodasi petani lokal hidroponik,” kata Trihadi.
Soal harga, lanjut Trihadi, Griya Hidroponik menjual mulai dari harga Rp 7 ribu untuk jenis kangkung hingga Rp 15 ribu untuk kale dan lolla rose per 250 gram.
Bagi konsumen yang ingin berwisata, Griya Hidroponik beroperasi mulai pukul 07.00 sampai 17.00 WIB setiap harinya. Dan yang tidak bisa datang, Griya Hidroponik melayani delivery mulai pukul 09.30 sampai 15.30 WIB.
“Untuk delivery hanya area Kota Cirebon saja dengan minimal pembelian 4 paket tanpa biaya pengantaran,” ujar Trihadi.
Selain dari sisi bisnis, Griya Hidroponik menghadirkan program Jumat Berkah. Yaitu, pihaknya bekerja sama dengan Bhabinkamtibmas memberikan sayuran hidroponik kepada masyarakat kurang mampu. (CIBA-07)