CIREBONBAGUS.Id – Dua pasangan pasangan calon Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis – Eti Herawati dan Bamunas S Boediman – Effendi Edo hadir dna ikut meramaikan perayaan Kirab Budaya Cap Go Meh tahun 2569 atau 2018 berlangsung di Vihara Dewi Welas Asih, Kota Cirebon, Jumat (2/3).
Tampak kedua pasangan akrab dan berbincang secara terus menerus hingga acara dimulai. Keakraban tersebut tentu dianggap pas karena harapan warga suasana tetap harus dingin walaupun mereka sedang terlibat persaingan memperebtukan kursi Walikota dan Wakilnya.
Kehadiran keduanya menambah semarak diantara ribuan pengunjung tumpah ruah memadati sepanjang jalan Kota Cirebon yang dilewati arak-arak kirab budaya Cap Go Meh. Bukan hanya masyarakat etnis Tionghoa saja yang ikut meramaikan arak-arakan kirab budaya. Namun, seluruh lapisan masyarakat membaur dan menyemarakkan perayaan Cap Go Meh.
“Kami kira mereka mestinya seperti ini sepanjang proses Pilwalkot mendatang. Tentu melihat mereka tampak akrab suasana PIlwalkot akan berlangsung dengan damai,” ungkap salah seorang warga Pekiringan, Asep.
Moment kebersaman kedua pasangan Calon Wali Kota Cirebon terlihat saat penyalaan petasan sebelum dimulainya arak-arakan dan secara simbolis mengotong joli atau tandu bersama-sama. Tampak pula, mantan Wali Kota Cirebon dua periode Subardi hadir dalam perayaan kirab budaya Cap Go Meh. Selain itu, hadir juga Pejabat Sementara Wali Kota Cirebon, DR H. Dedi Taufik, MSi, Patih Qodiran dari Keraton Kanoman, dan Danlanal Cirebon Yustinus Rudiman.
Kemudian satu persatu joli atau tandu keluar dari Vihara Dewi Welas Asih untuk menyusuri jalanan Kota Cirebon. Ada 16 joli yang ikut pada kirab budaya tahun 2569, setiap joli membawa satu patung dewa.
Sementara PJS Wali Kota Cirebon Dedi Taufik dalam sambutannya ketika membuka acara Kirab Budaya, Cap Go Meh di Vihara Dewi Welas Asih Kota Cirebon, Jumat (2/3). Dedi mengatakan acara kirab budaya ini memperlihatkan keberagaman etnis yang ada di Kota Cirebon. Selain itu, Pelestarian budaya yang dilakukan hinnga kini diperlukan sebagai warisan bagi generasi mendatang.
“Saya apresiasi acara ini, semoga acara yang sudah masuk ke dalam kalender wisata Kota Cirebon ini, bisa naik peringkat menjadi world class destination,” ungkap Dedi.
Dedi menambahkan Cirebon secara historis tidak bisa dilepaskan dari budaya Tionghoa salah satu istri Sunan Gunung Jati berasal dari Tiongkok. Terlebih lagi pelabuhan Cirebon sejak dulu acapkali disinggahi oleh pedagang-pedagang Tiongkok.
“Cirebon itu multietnis, secara historis ada keterikatan dengan bangsa Tionghoa. Bila potensi ini dimanfaatkan secara optimal itu akan memberikan kontribusi untuk Cirebon,” tandasnya. (CB01)