Suasana terik tidak menyurutkan petugas dan sejumlah wartawan memasuki Kapal Laut OMS Semeru yang melintas di Perairan Cirebon. Kapal bermuatan batu bara tersebut hendak memasok bahan bakar untuk PLTU Cirebon. Ketika masuk ruangan nahkoda terasa adem karena adanya pendingin ruangan jauh berbeda ketika berada di luar.
Tiba-tiba pandangan semua petugas polisi dan wartawan tertuju kepada wajah cantik seorang anak buah kapal (ABK) OMS Semeru. Adalah Mustika (23 tahun) satu-satunya ABK wanita Kapal Laut OMS Semeru menjadi pusat perhatian. Dia terlihat tetap cantik dibalik pakaian orange khas ABK kapal lautnya.
Mustika mengaku baru bekerja di kapal laut OMS Semeru tiga bulan. Tapi dia sudah pernah bekerja satu tahun dengan kapal laut lain yang juga mengakut batu bara. Dia tidak merasa canggung walaupun hanya wanita seorang diri,
“Semua (nahkoda dan ABK kapal red.) melindngi saya. Saya merasa nyaman bekerja di sini,” ungkap lulusan Poltek Ilmu Pelayaran Semarang ini, Senin (26/2).
Wanita yang saat ini memegang jabatan Mualim 3 atau alat keselamatan ini sudah berlayar bersama OMS Semeru selama empat kali ke Cirebon dan satu kali ke PLTU Payton Jatim. Suka duka tentu dia terima selama dalam perjalanan terutama bila mendapat ombak besar. Dia melintas Laut Jawa membawa batu bara untuk dikirimkan dari pelabuhan Tanah Merah Grogot Kalimantan Selatan.
“Sebenarnya jika kapal tidak bermuatan lebih terasa bergoyang. Tapi, saya tetap tenang karena memiliki tim yang handal,” kata Mustika.
Berbagai pengalaman sudah dialami oleh Mustika terutama bila melintas di Laut Jawa Bagian Timur. Laut bagian Timur Jawa memiliki karakter ombak yang cukup tinggi. Beberapa kali dia melihat ombak bergulung hingga 3-4 meter. Dia akan tetap tabah mengahadapi cobaan tersebut. Mustika meyakini jika dirinya akan selamat dalam perjalanan laut
Mustika pun memiliki ruangan istirahat yang khusus karena dia seorang wanita. Dia tidak segan-segan menunjukan semua sisi ruangan kepada petugas saat diperiksa. Sikap ramah ditunjukan Mustika kepada semua yang memasuki kapal.
“Tentu siapapun yang datang hendak bertamu kami layani dengan baik. Ini yang kami pegang selama dalam perjalanan,” tandasnya.
Ada semangat dan ketegaran dibalik wajah cantiknya. Dia tetap bergulat dengan pekerjaan sebagai mualim di kapal batu bara tersebut. Dia berharap kesuksesan dan keselamatan ada bersama dirinya. (CB01)