CIREBON, (CB). – Pemkab Cirebon terus konsen dalam persiapan menghadapi tahapan jelang pemilihan kuwu (Pilwu) serentak yang berlangusng Oktober ini.
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi pun menginginkan agar tidak sampai menimbulkan konflik. Meskipun dirinya menyadari bahwa setiap prosesi pesta demokrasi, kerap kali menimbulkan gejolak diantara para pendukungnya.
Meski demikian, kata Imron, yang namanya kompetisi pasti ada yang kalah dan menang sehingga harus bisa lebih dewasa dalam menghadapinya.
“Pilwu sendiri dikenal kental dengan intrik politik di tatanan desa. Bahkan bisa lebih dinamis dalam pemahaman warganya. Sehingga tidak bisa dirubah-rubah. Bahkan cenderung pakem, ketika sudah berpihak pada salah satu kandidat. Makanya, menanganinya perlu kehati-hatian. Baik terhadap aparat kepolisian, maupun TNI, “ kata Bupati.
Upaya pemerintah sendiri, kata Imron, untuk menghindari terjadinya konflik, sudah mengerahkan pasukan di setiap kecamatan. “Kita instruksikan kepada para camat, untuk mengantisipasinya. Harus ada penjagaan,” ucapnya.
Gejolaknya, kata mantan Kepala Kemenag Kabupaten Cirebon itu, biasanya akan mulai terlihat pada saat menjelang pemilihan. Utamanya, disaat pencoblosan. “Makanya harus tetap waspada,” tegasnya.
Imron sendiri tidak mengetahui secara pasti, titik-titik mana saja yang dianggap rawan terjadi konflik. Dia pun sepenuhnya menyerahkan kepada pihak keamanan dan elemen masyarakat lainnya dalam sinergitas dan kondusivitas daerah.
“Soal itu, TNI dan Polri pasti sudah mengetahuinya. Mereka kan punya tim intelejennya,” ucapnya.
Tentunya, kata Imron, jalannya pesta demokrasi ditahun ini jangan sampai meninggalkan cacat. Harus tetap kondusif. Untuk mencapainya, seluruh jajaran bertanggungjawab.
“Pengen aman, itu utamanya harus bisa saling menyadari dan kerjasama semua pihak. Makanya, pun jika ada masalah harus bisa lebih arif dan bijaksana serta dibutuhkan kedewasaanya dalam menyelesaikan itu semua,” ucapnya. (CB-06)