CIREBON, (cirebonbagus.id).- Penurunan angka stunting di Kota Cirebon dilakukan melalui sejumlah program. Program akan terus dilakukan hingga tidak ada lagi balita stunting di Kota Cirebon.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr. Siti Maria Listiawaty menjelaskan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Kota Cirebon mencapai 17 persen. “Angka ini turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 30,6 persen,” tutur Maria, Selasa (7/2/2023).
Penurunan angka stunting dilakukan melalui sejumlah program yang dilakukan oleh Pemda Kota Cirebon. Salah satunya program Siaga Penanggulangan Stunting (SIPENTING) yang menyasar balita, remaja, hingga ibu hamil. Selain itu ada pula sosialisasi kesehatan reproduksi untuk remaja, siaga ibu hamil dan program Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM).
Dalam program RSBM ini, Dinkes Kota Cirebon secara rutin menjadwalkan dokter spesisalis untuk bisa melayani masyarakat di puskesmas. “Melalui program RSBM ini, dokter spesialis memiliki jadwal praktek di puskesmas,” tutur Maria. Penjadwalan dokter spesialis di puskesmas dilakukan karena banyak masyarakat yang tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dari dokter spesialis karena sejumlah kendala. Baik kendala biaya, jarak maupun lainnya.
“Ada pula program pendampingan kepada ibu hamil dan menyusui. Untuk memastikan gizi dari anaknya terjamin,” tutur Maria.
Upaya lain untuk menangani stunting yaitu dengan menggandeng TNI untuk menjadi bapak asuh dari setiap penderita stunting. Dinkes Kota Cirebon juga mengajak perusahaan untuk penanganan stunting. Diantaranya menggandeng pengusaha hotel untuk melakukan intervensi pemberian makanan bergizi untuk penderita stunting. (Adv/CIBA)